Sabtu, 15 Januari 2011

SANGIRAN



Awal Maret 2010 yang lalu, sebuah paket terletak di meja saya, dikirim dari seorang teman di Yogyakarta - Pak Budianto Toha (Geologi UGM). Saat dibuka, wah kejutan yang menyenangkan, sebuah buku berjilid keras berkertas mengkilap, penuh gambar dan foto, dicetak dengan baik, berjudul, “Sangiran Menjawab Dunia“. Penulisnya tak asing bagi saya, juga pasti bagi setiap pembaca artikel atau karya-karya arkeologi Indonesia, yaitu Harry Widianto dan Harry Truman Simanjuntak, dua ahli arkeologi senior Indonesia. Terima kasih Pak Bud, atas kejutan yang istimewa ini, sesuai harapan Pak Bud saya menikmati membacanya.
Buku “Sangiran Menjawab Dunia” diterbitkan oleh Balai Pelestarian Situs Manusia Purba Sangiran, sebuah lembaga yang paling punya autorisasi untuk menerbitkannya. Penerbitan buku ini didukung secara penuh termasuk pendanaannya oleh Pemerintah Provinsi Jawa Tengah. Pak Bibit Waluyo, Gubernur Jawa Tengah memberikan sambutan di buku ini. Pak Bibit pasti sadar bahwa Sangiran adalah warisan budaya dunia, yang sangat penting dalam dunia paleoantropologi, khususnya sejarah Homo erectus (Sangiran saat ini tempat terpenting di dunia untuk mempelajari Homo erectus). Pak Bibit berharap bahwa Sangiran bisa menjadi salah satu tujuan penting dalam Tahun Kunjungan Wisata Jawa Tengah 2011″.
Dr. Harry Widianto saat ini adalah Kepala Balai Pelestarian Situs Manusia Purba Sangiran, sedangkan Prof. Dr. Truman Simanjuntak adalah Director of Center for Prehistoric and Austronesian Studies di Jakarta. Keduanya juga adalah peneliti utama pada Puslitbang Arkenas (Arkeologi Nasional), pengajar dan penguji mahasiswa di beberapa perguruan tinggi di Indonesia maupun di beberapa negara. Februari 2010 lalu saya bertemu dengan Pak Truman di TMII saat sama-sama diundang sebagai narasumber Seminar Atlantis yang diadakan oleh penerbit buku Atlantis PT Ufuk (sudah saya ceritakan di milis ini). Saat itu, Pak Truman membedah buku Atlantis karya Prof. Arysio Santos itu berdasarkan arkeologi, sedangkan saya menganalisisnya berdasarkan geologi. Kesimpulan kami sama : Indonesia bukan Atlantis yang hilang itu. Karya-karya ilmiah Pak Harry Widianto tentang Homo erectus Sangiran banyak saya pelajari pada tahun 2008 saat saya sedang menyusun sebuah makalah untuk PIT IAGI yang berhipotesis bahwa perkembangan lebih lanjut dari Homo erectus tidak berkembang di Sangiran, tetapi berkembang di aliran lebih hilir Bengawan Solo di wilayah Ngandong, Trinil dan Ngawi karena Sangiran saat itu tak layak huni lagi sebab Sangiran telah tererupsi sebagai mud volcano.
Buku “Sangiran Menjawab Dunia” enak dibaca, penjelasannya mudah dipahami sebab ditujukan untuk pembaca umum, pekerjaan penataan letak dibuat artistik sehingga “sejuk” membacanya sebab banyak variasi pemandangannya. Buku ini menjelasakan secara komprehensif hal ihwal Sangiran sebagai situs paling penting Homo erectus di dunia. Tidak hanya Sangiran saja yang diterangkan, tetapi pembaca diperkenalkan dulu kepada beberapa perihal yang berkaitan dengan manusia purba.
homo-erectus-dan-kapak-genggam-widianto-truman-2009Buku diawali dengan penjelasan tentang Gejolak Teori Evolusi Di Akhir Abad ke-19 dari cerita tentang Charles Darwin, sang pembentuk teori evolusi 1859, kontroversi di seputarnya, para pembela dan penyerangnya, dan terakhir diceritakan tentang Eugene Dubois, dokter Belanda yang terobsesi dengan teori Darwin lalu datang ke Indonesia, mengembara ke Sumatra lalu Jawa dan akhirnya pada tahun 1891-1892 ia menemukan di Trinil, Ngawi apa yang diyakininya sebagai missing link antara kera dan manusia : fosil batok kepala, gigi dan tulang paha kiri -ketiganya membuat Dubois menyimpulkan bahwa ketiga ex fragmen yang ditemukannya itu milik suatu makhluk bukan kera bukan manusia. Bukan kera karena ketika diukur volume otaknya 900 cc (otak kera paling maju -simpanse 600 cc; otak manusia 1200 cc), lalu tulang pahanya menunjukkan bahwa sang empunyanya berjalan tegak (tentu saja Dubois tahu sebab ia seorang dokter ahli anatomi). Maka dua kata diberikannya untuk penemuan ini : Pithecanthrous erectus -manusia seperti kera (atau kera seperti manusia) yang berjalan tegak. Cocoklah ia sebagai missing link di antara kera dan manusia. Pada tahun 1980-an, nama genus Pithecanthropus diubah menjadi Homo, genus yang sama dengan manusia modern.
evolusi hominid-manusia (widianto dan simanjuntak, 2009)
evolusi hominid-manusia (widianto dan simanjuntak, 2009)
Charles Darwin meninggal pada 1882, ia tak menyaksikan penemuan-penemuan fosil-fosil di sekeliling hominid (makhluk mirip manusia) yang menunjukkan apa yang digagas Darwin mungkin benar : evolusi. Fosil-fosil yang ditemukan Dubois dan banyak ahli lainnya pada abad ke-20 telah dapat menunjukkan bahwa telah terjadi evolusi dari hominid paling primitif ke hominid paling modern dan mungkin juga manusia modern. Bahwa teori evolusi menimbulkan kontroversi yang besar saat Darwin hidup tentu salah satunya karena bukti-bukti fosil saat itu belum ditemukan. Meskipun bukti2 fosil telah sedemikian terang menunjukkan bahwa evolusi adalah fakta, sampai sekarang pun masih terjadi pro dan kontra evolusi itu. “Peperangan” menjadi lebih seru lagi ketika kaum kreasionis Kristen maupun Islam maju serentak menyerang para evolusionis.
ekskavasi-arkeologi-sangiran-1-widianto-simanjuntak-2009
ekskavasi arkeologi sangiran (widianto dan simanjuntak, 2009)
Saat buku kiriman Pak Budianto Toha datang, saya sedang membaca sebuah buku yang baru diterjemahkan Kepustakaan Populer Gramedia “Evolusi” (Februari, 2010) yang ditulis oleh seorang ahli yang berkontribusi signifikan kepada teori evolusi modern, Ernst Mayr. Mayr menulis buku komprehensif tentang evolusi ini pada tahun 2001 saat usianya 97 tahun (bukan main…). Geologi tentu erat berkaitan dengan evolusi yang dikemukakan Darwin, Darwin terinspirasi mengemukakan teorinya karena geologi, dan geologi juga yang berkontribusi saat ia menyusun teorinya (lihat tulisan saya di Berita IAGI terakhir -edisi 2/2009 terbit saat PIT IAGI di Semarang- tentang bagaimana peranan Charles Lyell, salah satu bapak geologi modern, berkiprah saat Darwin menyusun teorinya).
Bab kedua buku “Sangiran Menjawab Dunia” menerangkan lebih jauh lagi tentang evolusi hominid yang disusun berdasarkan penemuan seluruh fosil hominid di seluruh dunia : di Afrika, di Eropa, di Asia sampai di Jawa. Maka di dalam bab ini, tentu ada penjelasan tentang hominid paling primitif Australopithecus afarensis, kemudian berturut-turut dijelaskan tentang A. africanus hominid pemburu pertama, A. robustus yang berbadan kekar; lalu genus baru Homo muncul sebagai Homo habilis yang mulai membuat perkakas dari batu (terkenala sebagai kebudayaan Olduvai/Oldowan) dan akhirnya si hominid terkenal yang pintar bertukang dan pengembara pertama keluar dari Afrika : Homo erectus. Diceritakan pula di bab ini tentang Homo neanderthalensis dan Homo crromagnon yang hidup di Eropa sampai akhirnya Homo sapiens tertua yang muncul juga di Afrika sebelum mereka bermigrasi ke seluruh dunia. Bab ini dengan jelas menunjukkan “timeline” sejak Australopithecus afarensis (sekitar 7 Ma-juta tahun yang lalu) sampai suatu saat secara serentak pada 0,035 Ma (35.000 tahun yang lalu) muncul jenis baru manusia bernama Homo sapiens sapiens. “Perjalanan panjang menuju manusia modern”, tulis Widianto dan Simanjuntak (2009).
Bab tiga buku “Sangiran Menjawab Dunia” mulai mengkhususkan pembahasan kepada Homo erectus, jenis hominid penghuni Sangiran, tetapi bab ini belum membahas Sangiran, baru membahas bagaimana pola kehidupan Homo erectus berdasarkan artefak-artefak yang ditinggalkannya. Dari artefak-artefak inilah para ahli arkeologi menyimpulkan suatu pola kehidupan. Bila ada fosil2 hominid pembuat artefak itu ditemukan, tentu sangat baik, dan itu terjadi di Sangiran. Bab ini menjelaskan bagaimana kapak genggam dibuat Homo erectus. Kapak genggam merupakan perkakas yang universal dari budaya paleolitikum yang ditemukan tersebar luas dari Afrika, Eropa sampai Asia. Secara umum, budaya kapak genggam ini disebut sebagai budaya Acheullian yang mulai muncul di Afrika Timur sejak 1,5 Ma. Bagaimana Homo erectus mengasah batu yang ditemukannya menjadi kapak dengan berbagai keperluan (penumbuk, pembelah, penusuk, dsb.) diceritakan di dalam bab ini.
Situs Sangiran yang terletak di perbatasan antara Kabupaten Sragen dan Karanganyar, Jawa Tengah mulai diceritakan di bab keempat buku ini dan seterusnya. Situs ini merupakan situs paling lengkap untuk hunian Homo erectus sejak 1,5 juta tahun yang lalu. Kolonisasi Jawa diperkirakan sudah berlangsung pada akhir Pliosen (1,8 jt tyl). Bukti-bukti ke arah itu didasarkan pada penemuan mamalia Archidiskodon berumur Pliosen Atas di situs Bumiayu. Migrasi Homo erectus melalui jembatan darat pada zaman es mulai terjadi pada Plistosen Bawah dan mulai menghuni Sangiran pada 1,5 jt tyl. Homo erectus tertua ditemukan di Afrika berumur 1,8 jt tyl.
Situs sangiran ditemukan oleh ahli paleontologi G.H.R. von Koenigswald pada tahun 1934 melalui artefak yang ditinggalkan Homo erectus di Desa Ngebung, Sangiran. Saat itu von Koenigswald ditugaskan Belanda untuk menyusun biostratigrafi Jawa berdasarkan fosil mamalia. Penggalian yang dimulai pada tahun 1936 lalu menemukan fosil-fosil Homo erectus. Penemuan demi penemuan pun terjadi terus sampai dasawarsa terakhir ini, membuktikan bahwa Sangiran adalah situs Homo erectus yang sangat penting.
ekskavasi-arkeologi-sangiran-widianto-simanjuntak-2009
ekskavasi-arkeologi-sangiran-widianto-simanjuntak-2009
Penjelasan tentang Sangiran dimulai dengan menerangkan stratigrafi daerah Sangiran yang di salah satu formasinya ditemukan banyak fosil Homo erectus. Lapisan terbawah di Sangiran disusun oleh lempung biru Formasi Kalibeng berumur Pliosen Atas (2,4 Ma) berlingkungan pengendapan laut (dalam). Pengangkatan tektonik yang disertai aktivitas volkanik mengubah lingkungan Sangiran menjadi lingkungan rawa. Ini terjadi pada batas Plio-Pleistosen (1,8 Ma). Breksi lahar menandai peristiwa ini, yang diendapkan di atas lempung Kalibeng. Selama sebagai rawa, di Sangiran diendapkan lempung hitam Formasi Pucangan yang berlangsung sampai 0,9 Ma. Fosil paling tua ditemukan di bagian atas endapan ini berumur 1,0 Ma. Pasti Homo erectus yang lebih tua daripada ini ada sebab artefaknya yang berumur 1,2 Ma telah ditemukan. Antara 0.9-0.7 Ma, di sekitar wilayah Sangiran terjadi pengangkatan kembali; daerah ini kemudian tererosi dan mengendapkan bahan rombakannya ke wilayah Sangiran berupa pecahan gamping dan materi volkanik yang terkenal disebut lapisan Grenzbank (lapisan pembatas) sebab lapisan ini membatasi antara Formasi Pucangan di bawahnya dengan Formasi Kabuh di atasnya. Setelah 0,7 Ma, wilayah Sangiran merupakan daerah penampung endapan volkanik hasil letusan gunungapi-gunungapi di sekitarnya (Lawu-Merapi-Merbabu purba). Sangiran saat itu telah menjadi daratan. Di dalam Formasi Kabuh-lah banyak ditemukan fosil Homo erectus dengan umur 700.000-300.000 tahun. Pada 0,25 Ma diendapkan lagi breksi lahar yang mengakhiri Formasi Kabuh. Letusan volkanik masih terus terjadi sampai menjelang Resen, mengendapkan pasir volkanik Formasi Notopuro.
Fosil hominid tertua yang ditemukan di Sangiran saat ini berumur 1 Ma, tetapi artefaknya telah ditemukan di lokasi Dayu (masih di Sangiran) dan berumur 1,2 Ma. Artinya, masih mungkin terdapat Homo erectus yang lebih tua daripada 1 Ma. Berdasarkan semua fosil Homo erectus yang telah ditemukan di Sangiran dan sekitarnya (Kedungbrubus, Sambungmacan, Ngandong, Trinil, Ngawi), Pak Harry Widianto menyatakan bahwa Homo erectus di Sangiran ini bisa dikelompokkan menjadi tiga subspesies mengikuti penemuannya di lapisan tertua-termuda. Dari tua ke muda adalah : (1) Homo erectus arkaik -Plistosen Bawah 1,5-1,0 Ma ditemukan di bagian atas Formasi Pucangan, (2) Homo erectus tipikal -Plistosen Tengah 0,9-0,3 Ma ditemukan di seluruh Formasi Kabuh, dan (3) Homo erectus progresif -Plistosen Atas 0,2-0,1 Ma ditemukan di Formasi Notopuro. Homo erectus progresif tidak ditemukan di Sangiran, tetapi di wilayah2 lebih hilir dari Sangiran (Kedungbrubus, Sambungmacan, Ngandong, Trinil, Ngawi).
museum-sangiran11Mengapa Homo erectus progresif tidak ditemukan di Sangiran ? Karena tak lama setelah pengendapan Notopuro, terjadi mud volcanism di Sangiran, sehingga subspesies selanjutnya bermigrasi ke wilayah lebih hilir dan ditemukanlah fosil-fosilnya di sana, termasuk yang pertama kali ditemukan Dubois di Trinil. Begitulah kira-kira hipotesis yang saya kemukakan dalam makalah yang dipresentasikan di PIT IAGI 2008 (”Sangiran Dome, Central Java : Mud Volcanoes Eruption, Demise of Homo erectus erectus and Migration of Later Hominid”)
Secara singkat, Pak Harry dan Pak Truman pun melanjutkan cerita Sangirannya dengan fosil-fosil binatang besar yang ditemukan di Sangiran. Bila Homo erectus hanya ditemukan di lapisan bagian atas Pucangan dan Kabuh; berbagai fosil vertebrata ditemukan di semua lapisan (Kalibeng, Pucangan, grenzbank, Kabuh, Notopuro). jenis vertebrata yang paling sering ditemukan adalah jenis-jenis gajah purba, rusa, kerbau, sapi, banteng dan badak. Sebagian binatang ini sezaman dengan Homo erectus, mungkin menjadi binatang-binatang yang diburunya. Penjelasan di Sangiran diakhiri dengan cerita tentang perjuangan para ahli arkeologi dan Pemerintah Indonesia untuk menjadikan Sangiran agar diakui sebagai situs warisan budaya dunia. Perjuangan itu berhasil dengan diakuinya Sangiran oleh Unesco PBB sebagai Warisan Budaya Dunia dengan nomor 593 (dokumen WHC-96/Conf.201/21) tahun 1996. Pemerintah Indonesia sendiri tentu saja telah mengakui Sangiran sebagai Kawasan Cagar Budaya sejak 1977 (SK Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nom 070/0/1977).
Bab lima buku “Sangiran Menjawab Dunia” menerangkan tentang fosil-fosil Homo erectus yang ditemukan di luar Sangiran, dimulai dengan fosil yang ditemukan Dubois di Trinil, di Kedungbrubus tempat pelukis Raden Saleh pernah menggali fosil-fosil vertebrata yang banyak ditemukan di sini dan dipercayai penduduk sebagai sisa peperangan Bharatayudha di padang Kurusetra, di Perning Mojokerto tempat sebuah atap tengkorak berumur tua (1,8 Ma) ditemukan dan menimbulkan kehebohan di kalangan para ahli karena ketuaannya sehingga peneraan umur “bocah Perning” ini diragukan, di Ngandong tempat Ter Haar dan Oppenoorth menemukan fosil-fosil yang kemudian dikenal sebagai Homo erectus progresif berumur 300.000 tahun, di Sambungmacan tempat T. Jacob dan R.P Sujono menemukan fosil berupa atap tengkorak Homo erectus progresif dan perkakasanya, dan di Patiayam, lereng selatan Muria tempat yang menarik sebab Sartono menemukan geraham dan fragmen tengkorak Homo erectus yang diperkirakan seumur dengan Homo erectus tipikal di Sangiran. Penemuan di Patiayam menarik sebab tempat ini terisolasi dari Sangiran pada zaman Homo erectus tipikal berkembang. Bagaimana kedua tempat ini (yang pada masa itu terpisah sebuah selat/laut) bisa dihuni pada saat yang bersamaan tentu menarik secara paleogeografi. Pak Yahdi Zaim, yang terlibat dalam penemuan fosil di Patiayam itu tentu bisa bercerita lebih jauh.
sragen11Di dalam bab ini dijelaskan pula penemuan-penemuan terbaru fosil hominid atau artefaknya. Yang pertama adalah fosil yang pernah membuat heboh itu, yaitu Homo floresiensis yang ditemukan di Liang Bua Flores pada bulan September 2003. Umurnya kini sudah diketahui : 18.000 tahun dan disimpulkan sebagai Homo sapiens purba yang mengalami pengerdilan karena paleogeografi pulau terisolasi, seperti juga fosil gajah kerdil yang ditemukan di sini. Kini, subspesies manusia purba Flores ini disebut sebagai Homo sapiens floresiensis. Berikutnya, adalah situs-situs hunian hominid yang disebut Situs Semedo di Pegunungan Serayu Utara, Kecamatan Kedungbanteng, Tegal. Di sini ditemukan beberapa fosil vertebrata dan perkakas hominid berupa kapak dan penyerut yang terbuat dari rijang dan batugamping kersikan. Fosil Homo erectus belum ditemukan di sini. Yang terakhir adalah Situs Bringin di Ngawi, tempat ditemukannya fosil-fosil vertebrata dan ala-alat batu yang morfologinya sama dengan milik Homo erectus progresif yang ditemukan di tempat lain. Fosil hominid belum ditemukan di sini.
Bab enam buku ini, yang merupakan bab terakhir, menjelaskan tentang rencana utama (master plan) pengembangan Situs Sangiran untuk menjadi pusat informasi peradaban manusia purba bertaraf internasional. Pengembangan ini berusaha sedemikian rupa agar Sangiran yang merupakan padang gersang ini tetapi yang sesungguhnya memuat informasi yang sangat penting tentang evolusi manusia dapat dinikmati dengan mudah oleh masyarakat umum. Maka, akan didirikan pusat-pusat informasi yang terletak dekat situs-situs penggaliannya, dibagi ke dalam empat klaster (cluster) : klaster Ngebung, Klaster Bukuran, Klaster Dayu dan Klaster Krikilan. Di setiap klaster akan didirikan berbagai sarana yang akan memudahkan pengunjung memahami makna paleoantropologi dan arkeologi Homo erectus, termasuk kesempatan untuk mengamati sendiri tempat-tempat ekskavasi (lubang penggalian) tempat para ahli mencari fosil dan artefak Homo erectus.
Demikian, buku “Sangiran Menjawab Dunia” karya Dr. Harry Widianto dan Prof. Dr. Truman Simanjuntak. Seratus individu yang telah ditemukan di Sangiran memang telah menjawab dunia, yang bertanya tentang bukti evolusi….

Rabu, 12 Januari 2011

Tetap Aman Bepergian Seorang Diri

Seringkali, Anda harus bepergian ke luar kota bahkan ke luar negeri untuk berbagai urusan. Bepergian sendirian memang lebih nyaman, karena Anda bisa dengan mudah mengatur jadwal. Akan tetapi, berada di tempat asing tanpa seorang pun pendamping kadang bisa menjadi cukup riskan, apalagi bagi perempuan. Berikut ini sejumlah tip agar tetap aman di dalam perjalanan meski Anda bepergian seorang diri:

Pamitan
 
Sebelum melakukan perjalanan, jangan lupa untuk memberitahukan rencana tersebut kepada seseorang yang dekat dengan Anda dan dapat diandalkan, misalnya salah seorang anggota keluarga atau sahabat.
Berikan mereka nomor kontak yang dapat dihubungi untuk memperlancar komunikasi selama Anda melakukan perjalanan. Segera kabarkan keberadaan Anda sesampai di tempat tujuan, dan berikan informasi jika ada perubahan dari rencana, misalnya alamat dan nomor telepon penginapan yang bisa digunakan untuk berkomunikasi dua arah.

Simpan nomor penting
 
Pastikan Anda menyimpan nomor-nomor penting dalam speed dial pada telepon genggam, misalnya nomor telepon polisi, kantor, rumah, atau anggota keluarga dan sahabat sebagai langkah antisipasi jika terjadi situasi darurat.

Memilih hotel
 
Sebaiknya, pilihlah hotel kecil karena para karyawannya akan lebih mudah mengenali para tamu sehingga memperkecil kemungkinan masuknya penyusup ke kamar Anda. Perhatikan juga apakah lokasi hotel cukup strategis, misalnya dekat dengan swalayan, rumah makan, apotek, sarana umum, dekat akses ke jalan raya. Selain itu, pastikan mereka menyediakan pelayanan dan fasilitas yang memadai.
Ketika memilih kamar, usahakan untuk meminta kamar yang terletak di tingkat atas dan dekat dengan elevator atau tangga. Hindari kamar yang terletak di lantai dasar karena sangat mudah diakses dari luar, misalnya oleh pencuri.

Membaurkan diri
 
Selama perjalanan, berusahalah untuk membaurkan diri dengan orang-orang di sekeliling. Jangan menarik perhatian dan sembunyikan kenyataan bahwa Anda adalah orang asing di tempat itu. Jangan membuka peta atau buku panduan di tengah keramaian sambil memasang raut muka bingung, karena hal tersebut dapat dimanfaatkan oleh orang yang berniat jahat untuk menipu Anda.
Selain itu, berpakaianlah sewajarnya dan hindari mengenakan perhiasan atau barang-barang mahal dan mencolok.

Jangan mudah percaya
 
Tampang bisa menipu. Oleh karena itu, jangan mudah percaya dengan seseorang yang terlihat seperti “orang baik-baik”. Untuk menghindari diri dari penipuan dan tindak kejahatan lain, hindari berbicara dengan orang asing atau menerima sesuatu yang diberikan olehnya. Selain itu, hindari tempat-tempat sepi, terutama ketika keluar di malam hari.

Memilih taksi 
 
Cari taksi yang memiliki logo perusahaan taksi yang jelas, perhatikan apakah wajah supir taksi tersebut sesuai dengan identitas yang terpampang di atas dashboard. Katakan tujuan Anda, tanyakan seberapa jauh kira-kira jarak dan waktu tempuhnya sebelum membuka pintu taksi. Hal ini menghindari supaya Anda tidak tertipu karena diajak keliling kota.
Hal lain yang perlu diingat, jangan asal memilih taksi liar meskipun Anda berada dalam keadaan terdesak. Lebih baik, pilih transportasi publik seperti bus atau kereta yang lebih ramai penumpang.

Membela diri

 
Untuk berjaga-jaga sekiranya perlu membela diri, bawa selalu semprotan merica (pepper spray) atau alat lain yang bisa digunakan untuk melawan penyerang.

Senin, 10 Januari 2011

Faktor Penyebab dan Tips Mencegah Penuaan Dini

Kulit memiliki fungsi melindungi bagian tubuh dari berbagai macam gangguan dan rangsangan luar. Fungsi perlindungan ini terjadi melalui sejumlah mekanisme biologis, seperti pembentukan lapisan tanduk secara terus menerus (keratinisasi dan pelepasan sel-sel kulit ari yang sudah mati), respirasi dan pengaturan suhu tubuh, produksi sebum atau urap kulit dan keringat serta pembentukan pigmen melanin untuk melindungi kulit dari bahaya sinar ultra violet matahari.

Sebum adalah kandungan minyak yang melembabkan kulit dan melindungi terhadap polusi. Sebum atau urap kulit dibentuk oleh kelenjar palit. Kelenjar palit terletak pada bagian atas kulit jangat berdekatan dengan kandung rambut terdiri dari gelembung-gelembung kecil yang bermuara ke dalam kandung rambut (folikel). Folikel rambut mengeluarkan lemak yang meminyaki kulit dan menjaga kelunakan rambut.

Sebum berfungsi sebagai pertahanan terhadap musuh utama kecantikan wanita yaitu penuaan dini. Penuaan dini sering terjadi pada kulit yang berjenis kering, karena kadar sebum dalam kulit kering sangat sedikit. Biasanya penuaan dini ditandai dengan kondisi kulit terlihat lelah, kering, bersisik, kasar dan disertai munculnya keriput dan noda hitam atau vlek.

Dua Faktor Penyebab Penuaan Dini

Penuaan dini disebabkan oleh dua faktor yaitu pertama faktor internal, seperti keturunan, kesehatan dan daya tahan, dan kejiwaan. Faktor internal merupakan proses alamiah yang tidak mungkin dihindari setiap manusia. Hal ini dapat juga dipicu oleh stres dan perubahan hormonal, dan faktor ini hanya dapat dikurangi efeknya, dengan cara perawatan wajah yang tepat, rutin dan lembut, mengurangi stres serta mencoba hidup santai.

Penyebab yang kedua adalah faktor eksternal yang meliputi :

a. Radikal bebas
Yaitu molekul ganas yang menggerogoti sel-sel tubuh termasuk jaringan kalogen. Sebagian ahli berpendapat bahwa radikal bebas terbentuk sebagai efek polusi lingkungan, paparan sinar matahari, pemakaian air yang tercampur bahan kimia, perubahan cuaca dan faktor lain yang mengganggu pertumbuhan normal kalogen.

Pencegahan radikal bebas dapat dilakukan dengan mengatur pola makan, diet yang mengandung protein tinggi dan mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung vitamin seperti buah dan sayuran. Dengan gizi yang baik, struktur sel akan membaik hingga proses penuaan dini dapat diperlambat.

b. Sinar matahari
Untuk menghindari pengaruh buruk sinar matahari, hindari saat sinar matahari memancarkan sinar ultra violet di titik kulminasi (antara pukul 10.00 – 15.00) dan selalu mengenakan tabir surya pada wajah dan bagian tubuh yang terbuka setiap ke luar ruangan.

c. Kelembaban udara
Kelembaban udara yang tinggi dan tidak stabil seperti di alam tropis ini, menjadi penyebab terjadinya penuaan dini, terutama jika kulit tidak dilindungi dengan baik.

Salah satu cara melindungi kelembaban kulit adalah dengan mengenakan pelembab yang dapat mempertahankan kadar air dalam kulit. Untuk melindungi kelembutan kulit, gunakan pelembab pada wajah dan body lotion yang sesuai dengan jenis kulit pada seluruh tubuh terutama yang tidak terlindungi oleh pakaian. Pelembab yang baik untuk melembabkan kulit kering dan kulit normal, pilih bahan pelembab yang mengandung humektan sebagai pengikat air yaitu asam alfa-hidroksi A-HA/Alpha-Hidroksi Acid).

Sinar matahari dapat menimbulkan masalah pada kulit, terutama pada mereka yang suka mandi matahari atau terkena terpaan langsung sinar matahari secara terus menerus yang mengakibatkan kulit keriput dan timbul penuaan lebih dini. Sinar matahari diduga kuat sebagai penyebab kanker kulit.

Bila terpaksa harus melakukan kegiatan di bawah terpaan sinar matahari, gunakan topi pelindung dan oleskan krim pelindung yang mengandung Sun Protection Factor (SPF) 15.

Tips menjaga kecantikan dan kesehatan kulit (penuaan dini)

Selalu menggunakan tabir surya/sun block/sun cream sedini mungkin dengan SPF (Sun Protecting Factor) 15 yang mengandung titanium dioksida dan avobenzena untuk melindungi kulit dari sinar matahari yang mengakibatkan kelainan warna kulit, kerutan dan kulit menjadi kendur.
  1. Lakukan perawatan secara teratur, meliputi penggunaan scrub atau peeling (untuk menghilangkan sel-sel kulit mati), memperbaiki sirkulasi darah/getah bening di kulit dengan massage, pemberian nutrisi, serum, gel atau masker yang mengandung bahan-bahan yang melembabkan kulit dan berfungsi sebagai antioksidan.
  2. Perbanyak mengkonsumsi sayur dan buah segar berwarna sebagai sumber nutrisi dan antioksidan untuk menjaga kecantikan kulit. Hindari junk food atau produk olahan.
  3. Mengkonsumsi produk dari bahan kacang kedelai (tahu, tempe, susu kacang kedelai), kurma dan minum teh yang berasal dari biji adas sebagai sumber estrogen alami.
  4. Minum air putih paling sedikit 2,5 liter perhari untuk menjaga kelembaban kulit dan kurangi konsumsi kopi dan soft drink.
  5. Minum teh hijau minimal 2 cangkir sehari, karena mengandung antioksidan yang lebih paten.
  6. Mengkonsumsi suplemen antioksidan seperti vitamin A (betakarotin), vitamin C, vitamin E, vitamin B-kompleks dan beberapa mineral seperti selenium seng.
  7. Lakukan olah raga yang dapat menggerakkan sebagian otot di tubuh seperti jalan cepat, jogging, senam aerobik, berenang minimal 3 kali seminggu. Hal ini dapat melancarkan aliran darah/getah bening, sehingga asupan nutrisi dan oksigen pada sel-sel lebih baik serta mempercepat pembentukan  sel-sel kulit yang baru.

Planet Asing "Kembaran" Bumi

Selasa, 3 Juni 2008 | 13:43 WIB

NASA's Exoplanet Exploration Program
Ilustrasi planet MOA-2007-BLG-192Lb saat mengorbit bintang kerdil.
ST LOUIS, SELASA - Sebuah planet asing yang baru ditemukan di luar tata surya kita (planet ekstrasolar), memiliki massa hanya tiga kali Bumi. Planet tersebut mungkin memecahkan rekor sebagai planet asing terkecil saat ini.

Para astronom berhasil mendeteksi dengan teknik lensa gravitasi yang memanfaatkan penguatan dari cahaya bintang di seberangnya. Obyek langit yang mirip dengan Bumi atau disebut super-Earth ini berada pada jarak 3.000 tahun cahaya dari Bumi (satu tahun cahaya sama dengan 9,46 triliun kilometer).
Planet yang diberi nama MOA-2007-BLG-192Lb  mengorbit bintang MOA-2007-BLG-192L. Bintang yang dikelilinginya diperkirakan termasuk bintang kerdil. Massanya jauh lebih kecil dari Matahari, bahkan hanya 6-8 persen saja.

"Penemuan kami menunjukkan bahwa bintang-bintang dengan massa yang kecil tetap dapat menjadi induk bagi planet-planet," ujar David Bennett dari Universitas Notre Dame yang melaporkannya dalam pertemuan tahunan Masyarakat Astronomi Amerika (AAS). Ia terkejut karena sebelumnya belum pernah ada planet yang mengorbit bintang dengan massa kurang dari 20 persen massa Matahari.

Jarak lingkaran orbit planet dan bintang  sama dengan jarak Venus-Matahari. Namun, karena bintang yang dikelilinginya jauh lebih redup dan dingin, atmosfernya mungkin lebih dingin daripada Pluto.

Para peneliti memprediksi planet kecil tersebut memiliki atmosfer yang tebal. Proses peluruhan zat radioaktif mungkin terjadi di intinya sehingga permukaan planet itu sehangat Bumi. Jika benar, secara teori mungkin saja planet tersebut digenangi lautan yang dalam.

Sejauh ini hampir 300 planet ektrasolar yang terdeteksi. Planet-planet raksasa sebesar Jupiter umumnya ditemukan dengan mengamati gejolak cahaya bintang saat planet melintas di antara bintang dan Bumi. Dengan penemuan terakhir, sudah tujuh planet terdeteksi dengan teknik lensa gravitasi. Dari sekian banyak planet, belum satu pun kehidupan terdapat.

Minggu, 09 Januari 2011

10 Gejala Pemanasan Global

Ada yang bilang pemanasan global itu hanya khayalan parapecinta lingkungan. Ada yang bilang itu sudah takdir. Ilmuwan juga masih pro dan kontra soal itu. Yang pasti, fenomena alam itu bisa dirasakan dalam 10 kejadian berikut ini. Dan yang pasti ini bukan imajinasi belaka, sebab kita sudah mengalaminya.

  • Kebakaran hutan besar-besaran
Bukan hanya di Indonesia, sejumlah hutan di Amerika Serikat juga ikut terbakar ludes. Dalam beberapa dekade ini, kebakaran hutan meluluhlantakan lebih banyak area dalam tempo yang lebih lama juga. Ilmuwan mengaitkan kebakaran yang merajalela ini dengan temperatur yang kian panas dan salju yang meleleh lebih cepat. Musim semi datang lebih awal sehingga salju meleleh lebih awal juga. Area hutan lebih kering dari biasanya dan lebih mudah terbakar.
  • Situs purbakala cepat rusak
Akibat alam yang tak bersahabat, sejumlah kuil, situs bersejarah, candi dan artefak lain lebih cepat rusak dibandingkan beberapa waktu silam. banjir, suhu yang ekstrim dan pasang laut menyebabkan itu semua. Situs bersejarah berusia 600 tahun di Thailand, Sukhotai, sudah rusak akibat banjir besar belum lama ini.
  • Ketinggian gunung berkurang
Tanpa disadari banyak orang, pegunungan Alpen mengalami penyusutan ketinggian. Ini diakibatkan melelehnya es di puncaknya. Selama ratusan tahun, bobot lapisan es telah mendorong permukaan bumi akibat tekanannya. Saat lapisan es meleleh, bobot ini terangkat dan permukaan perlahan terangkat kembali.
  • Satelit bergerak lebih cepat
Emisi karbon dioksida membuat planet lebih cepat panas, bahkan berimbas ke ruang angkasa. Udara di bagian terluat atmosfer sangat tipis, tapi dengan jumah karbondioksida yang bertambah, maka molekul di atmosfer bagian atas menyatu lebih lambat dan cenderung memancarkan energi, dan mendinginkan udara sekitarnya. Makin banyak karbondioksida di atas sana, maka atmosfer menciptakan lebih banyak dorongan, dan satelit bergerak lebih cepat.
  • Hanya yang Terkuat yang Bertahan
Akibat musim yang kian tak menentu, maka hanya mahluk hidup yang kuatlah yang bisa bertahan hidup. Misalnya, tanaman berbunga lebih cepat tahun ini, maka migrasi sejumlah hewan lebih cepat terjadi. Mereka yang bergerak lambat akan kehilangan makanan, sementar mereka yang lebih tangkas, bisa bertahan hidup. Hal serupa berlaku bagi semua mahluk hidup termasuk manusia.
  • Pelelehan Besar-besaran
Bukan hanya temperatur planet yang memicu pelelehan gununges, tapi juga semua lapisan tanah yang selama ini membeku. Pelelehan ini memicu dasar tanah mengkerut tak menentu sehingga menimbulkan lubang-lubang dan merusak struktur seperti jalur kereta api, jalan raya, dan rumah-rumah. Imbas dari ketidakstabilan ini pada dataran tinggi seperti pegunungan bahkan bisa menyebabkan keruntuhan batuan.
  • Keganjilan di Daerah Kutub
Hilangnya 125 danau di Kutub Utara beberapa dekade silam memunculkan ide bahwa pemanasan global terjadi lebih “heboh” di daerah kutub.Riset di sekitar sumber airyang hilang tersebut memperlihatkan kemungkinan mencairnya bagian beku dasar bumi.
  • Mekarnya Tumbuhan di Kutub Utara
Saat pelelehan Kutub Utara memicu problem pada tanaman danhewan di dataran yang lebih rendah, tercipta pula situasi yang sama dengan saatmatahari terbenam pada biota Kutub Utara. Tanaman di situ yang dulu terperangkap dalam es kini tidak lagi dan mulai tumbuh. Ilmuwan menemukan terjadinya peningkatan pembentukan fotosintesis di sejumlah tanah sekitar dibanding dengan tanah di era purba.
  • Habitat Makhluk Hidup Pindah ke Dataran Lebih Tinggi
Sejak awal dekade 1900-an, manusia harus mendaki lebihtinggi demi menemukan tupai, berang-berang atau tikus hutan. Ilmuwan menemukan bahwa hewan-hewan ini telah pindah ke dataran lebih tinggi akibat pemanasan global. Perpindahan habitat ini mengancam habitat beruang kutub juga, sebab es tempat dimana mereka tinggal juga mencair.
  • Peningkatan Kasus Alergi
Sering mengalami serangan bersin-bersin dan gatal di matasaat musim semi, maka salahkanlah pemanasan global. Beberapa dekade terakhir kasus alergi dan asma di kalangan orang Amerika alami peningkatan. Pola hidupdan polusi dianggap pemicunya. Studi para ilmuwan memperlihatkan bahwa tingginya level karbondioksida dan temperatur belakangan inilah pemicunya. Kondisi tersebut juga membuat tanaman mekar lebih awal dan memproduksi lebih banyak serbuk sari.

Jumat, 07 Januari 2011

Kereta-kereta Tercepat di Dunia


Kemajuan Kereta Api semakin pesat dan maju.

Banyak orang mulai melirik kereta lagi, namun sayangnya kereta di Indonesia tidak memberikan layanan prima bahkan sampai harus diproteksi oleh pemerintah dari persaingan dengan pesawat. Keadaan ini masih ditambah lagi dengan leletnya laju kereta Indonesia, serta jadwal yang tidak pernah tepat waktu. Seandainya saja kereta di Indonesia bisa melaju secepat kereta-kereta tercepat di dunia seperti di bawah ini:


· Tokaido Shinkansen – Jepang

Jepang mengejutkan dunia dengan meluncurkan kereta ini di tahun 1964 untuk melayani ruteTokyo-Nagoya-Kyoto-Osaka. Kecepatannya? Baru 201 km/jam saja.


· JR-Maglev MLX01 – Jepang

Termasuk kereta jenis superconducting magnetic levitation train (maglev) yang dalam uji cobanya bisa mencapai kecepatan 581 km/jam. Namun kereta ini belum dioperasikan secara komersil. China malah mendahului Jepang dengan meluncurkan lebih dulu kereta maglev-nya di tahun 2004.· Shangai Maglev Train – China
Dibangun dengan teknologi dari Jerman, kereta ini dapat mencapai kecepatan 430 km/jam dan dapat mengantar penumpang dari Pudong International Airport ke Longyang Road Station di tengah kota hanya dalam waktu delapan menit.



· Korean Train Express (KTX) – Korea Selatan
Tahun 2004, Korea Selatan menjadi negara kedua di Asia selain Jepang yang membangun jaringan kereta berkecepatan tinggi untuk menghubungkan kota-kota utama. Teknologi KTX mengadopsi teknologi TGV, kereta berkecepatan tinggi milik Perancis.· Taiwan High Speed Rail – Taiwan
Setelah mengalami penundaan beberapa tahun, akhirnya Taiwan High Speed Rail diluncurkan tanggal 5 Januari lalu. Dibangun berdasar teknologi Shinkansen milik Jepang, kereta ini memotong waktu tempuh antara Taipei dan Kaohsiung dari empat jam menjadi 90 menit.



· Train a Grande Vitesse (TGV) – Perancis
Diluncurkan di awal tahun 1980-an, TGV melayani rute antara Lyon dan Paris. Sejak menuai kesuksesan, rute pun ditambah ke kota-kota lain di Perancis dan bahkan sampai ke negara lain. Kereta ini dikembangkan oleh Alstom SA – pembuat kereta api terbesar kedua di dunia, dan memecahkan rekor kecepatan 515 km/jam untuk kereta dengan roda konvensional.



· InterCity Express (ICE) – Jerman
Di awal tahun 1990-an, Jerman meluncurkan kereta ini untuk melayani rute antara Hannover, Wurzburg, Mannheim, dan Stuttgart. Kereta ini dikembangkan oleh Siemens dan dapat mencapai kecepatan 280 km/jam.· Transrapid – Jerman
Jerman juga membuat kereta maglev yang dapat mencapai kecepatan 550 km/jam. Sayangnya, di bulan September 2006 kereta ini mengalami kecelakaan di dekat kota Lathen yang menimbulkan korban jiwa sebanyak 23 orang. (Tetap lebih aman dari pada pesawat di Indonesia).· Direttissima – Italia
Akhirnya Italia juga tidak mau ketinggalan demam membuat kereta cepat di Eropa. Italia meluncurkan kereta Direttissima ini untuk melayani rute Roma dan Florensia dengan kecepatan 254 km/jam.

· Eurostar – Inggris Raya
Kereta ini mulai beroperasi di tahun 1994 dan melayani rute dari London ke Perancis dan Belgia (melalui terowongan di bawah selat Channel). Perjalanan London ke Paris dengan kereta ini memakan waktu sekitar 2 jam dan 35 menit.Yang lebih seru, menaiki kereta-kereta ini adalah seperti berwisata. Kita merasa rileks dan nyaman sambil menikmati pemandangan di luar. Tidak seperti ketika menumpang pesawat udara dan kapal laut di Indonesia yang seperti mengikuti acara Uji Nyali. J

global warming (pemanasan global)


In English:

global warming

"Really hot today!" How often have you heard that statement came out of the people around you or from yourself? You're not wrong, these data indicate that there is indeed the planet continues to experience an alarming increase in temperature from year to year . In addition to the hot weather around us, you must also recognize the increasing number of natural disasters and natural phenomena that tend to be increasingly out of control lately. Starting from flood, tornado, bursts of gas, until the rainfall is erratic from year to year . Realize that these are all signs of nature that shows that our beloved planet is undergoing a process of damage that leads to destruction! This is directly related to global issues more intense lately discussed by the world community that is Global Warming (Global Warming). Is it global warming? In brief, global warming is increasing the average temperature of the earth's surface. The question is: why the earth's surface temperature could rise
Cause of Global Warming
Research has been conducted by experts during the last few decades show that the heat of the planet Earth was directly related to greenhouse gases generated by human activities. Especially for the overseeing of causes and effects produced by global warming, the United Nations (UN) formed a research group called the International Panel on Climate Change (IPCC). Every few years, thousands of experts and the world's best researchers who are members of the IPCC held a meeting to discuss recent findings related to global warming, and make conclusions from the report and new discoveries that had been gathered, then make an agreement for a solution of the problem. One of the first things they found was that some types of greenhouse gases are responsible directly to the warming we are experiencing, and the creation of Man is the largest contributor of greenhouse gases such. Most of these greenhouse gases produced by livestock, the burning of fossil fuels in motor vehicles, modern factories, farms, and power generation
What is the Greenhouse Gas
Earth's atmosphere consists of various gases with different functions. Gas group which keeps the earth's surface temperature to keep warm is known by the term "greenhouse gases". Called greenhouse gases because the system is working these gases in Earth's atmosphere is similar to the workings of the greenhouse that serves to hold the hot sun in it for the temperature inside the greenhouse remains warm, so the plants in it too will be able to grow well because it has a heat enough sun. Our planet is basically gases tesebut need to keep life in it. Without the presence of greenhouse gases, the Earth will become too cold to live in the absence of an isolating layer of the sun's heat.For comparison, the planet mars which have a thin layer of atmosphere and do not have the greenhouse effect has an average temperature of-32o Celsius.
The biggest contributors to global warming today is Carbon Dioxide (CO2), methane (CH4) produced agriculture and livestock (mainly from the digestive systems of animals), Nitrogen Oxide (NO) of fertilizer, and gases used in refrigerators and air conditioning (CFC). The destruction of forests which should serve as storage of CO2 is also increasingly aggravate this situation because the trees that die will release the stored CO2 into the atmosphere within its network. Each greenhouse gas has a global warming effect that berbedabeda. Some gas produces more severe heating effect of CO2. As an example of a molecule of methane produces 23 times the warming effect of CO2 molecules. NO molecules even generate up to 300 times the warming effect of CO2 molecules. Other gases such as chlorofluorocarbons (CFCs) have a warming effect of CO2 up to a thousand times. But fortunately the use of CFCs has been banned in many countries because CFCs have long been blamed for the destruction of the ozone layer
What Causes Global Warming Main
In a report entitled Livestock's Long Shadow: Environmental Issues and Options (Released November 2006), the UN noted that the livestock industry is a producer of greenhouse gas emissions are the largest (18%), this amount more than the combined greenhouse gas emissions throughout the transportation around the world (13%).Greenhouse gas emissions livestock industry includes 9% carbon dioxide, 37% methane gas (heating effect 72 times stronger than CO2), 65% nitrous oxide (296 times the warming effect more powerful than CO2), and 64% ammonia causes acid rain.Livestock seized 30% of all dry land on Earth's surface and 33% of land area used as a fertile field for growing livestock feed. Livestock is also the cause of 80% of the Amazon forest denudation.


While the report was just released World Watch Institute states that livestock are responsible for at least 51 percent of global warming.
The author, Dr. Robert Goodland, former principal adviser to the environmental field for the World Bank and World Bank research staff Jeff Anhang, making based on "Livestock's Long Shadow", a report published in 2006 by the UN Food and Agriculture Organization (FAO). They calculate that the previous field and update everything else, including life-cycle emissions of farmed fish production, the CO2 from breathing animal, and correction of actual calculation that produces more than twice the reported number of cattle on the planet.
Methane emissions from livestock animals also plays a role by 72 times to absorb heat in the atmosphere than CO2. This represents an increase that is more accurate than the original calculation of the FAO with a warming potential by 23 times. However, the researchers were told that their estimate is minimal, and therefore total emissions 51 percent are still conservative.





In Indonesian:

(pemanasan global)

"Panas banget ya hari ini!” Seringkah Anda mendengar pernyataan tersebut terlontar dari orang-orang di sekitar Anda ataupun dari diri Anda sendiri? Anda tidak salah, data-data yang ada memang menunjukkan planet bumi terus mengalami peningkatan suhu yang mengkhawatirkan dari tahun ke tahun. Selain makin panasnya cuaca di sekitar kita, Anda tentu juga menyadari makin banyaknya bencana alam dan fenomena-fenomena alam yang cenderung semakin tidak terkendali belakangan ini. Mulai dari banjir, puting beliung, semburan gas, hingga curah hujan yang tidak menentu dari tahun ke tahun. Sadarilah bahwa semua ini adalah tanda-tanda alam yang menunjukkan bahwa planet kita tercinta ini sedang mengalami proses kerusakan yang menuju pada kehancuran! Hal ini terkait langsung dengan isu global yang belakangan ini makin marak dibicarakan oleh masyarakat dunia yaitu Global Warming (Pemanasan Global). Apakah pemanasan global itu? Secara singkat pemanasan global adalah peningkatan suhu rata-rata permukaan bumi. Pertanyaannya adalah: mengapa suhu permukaan bumi bisa meningkat
Penyebab Pemanasan Global
Penelitian yang telah dilakukan para ahli selama beberapa dekade terakhir ini menunjukkan bahwa ternyata makin panasnya planet bumi terkait langsung dengan gas-gas rumah kaca yang dihasilkan oleh aktifitas manusia. Khusus untuk mengawasi sebab dan dampak yang dihasilkan oleh pemanasan global, Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) membentuk sebuah kelompok peneliti yang disebut dengan International Panel on Climate Change (IPCC). Setiap beberapa tahun sekali, ribuan ahli dan peneliti-peneliti terbaik dunia yang tergabung dalam IPCC mengadakan pertemuan untuk mendiskusikan penemuan-penemuan terbaru yang berhubungan dengan pemanasan global, dan membuat kesimpulan dari laporan dan penemuan- penemuan baru yang berhasil dikumpulkan, kemudian membuat persetujuan untuk solusi dari masalah tersebut . Salah satu hal pertama yang mereka temukan adalah bahwa beberapa jenis gas rumah kaca bertanggung jawab langsung terhadap pemanasan yang kita alami, dan manusialah kontributor terbesar dari terciptanya gas-gas rumah kaca tersebut. Kebanyakan dari gas rumah kaca ini dihasilkan oleh peternakan, pembakaran bahan bakar fosil pada kendaraan bermotor, pabrik-pabrik modern, peternakan, serta pembangkit tenaga listrik
Apa itu Gas Rumah Kaca
Atmosfer bumi terdiri dari bermacam-macam gas dengan fungsi yang berbeda-beda. Kelompok gas yang menjaga suhu permukaan bumi agar tetap hangat dikenal dengan istilah “gas rumah kaca”. Disebut gas rumah kaca karena sistem kerja gas-gas tersebut di atmosfer bumi mirip dengan cara kerja rumah kaca yang berfungsi menahan panas matahari di dalamnya agar suhu di dalam rumah kaca tetap hangat, dengan begitu tanaman di dalamnya pun akan dapat tumbuh dengan baik karena memiliki panas matahari yang cukup. Planet kita pada dasarnya membutuhkan gas-gas tesebut untuk menjaga kehidupan di dalamnya. Tanpa keberadaan gas rumah kaca, bumi akan menjadi terlalu dingin untuk ditinggali karena tidak adanya lapisan yang mengisolasi panas matahari. Sebagai perbandingan, planet mars yang memiliki lapisan atmosfer tipis dan tidak memiliki efek rumah kaca memiliki temperatur rata-rata -32o Celcius.
Kontributor terbesar pemanasan global saat ini adalah Karbon Dioksida (CO2), metana (CH4) yang dihasilkan agrikultur dan peternakan (terutama dari sistem pencernaan hewan-hewan ternak), Nitrogen Oksida (NO) dari pupuk, dan gas-gas yang digunakan untuk kulkas dan pendingin ruangan (CFC). Rusaknya hutan-hutan yang seharusnya berfungsi sebagai penyimpan CO2 juga makin memperparah keadaan ini karena pohon-pohon yang mati akan melepaskan CO2 yang tersimpan di dalam jaringannya ke atmosfer. Setiap gas rumah kaca memiliki efek pemanasan global yang berbedabeda. Beberapa gas menghasilkan efek pemanasan lebih parah dari CO2. Sebagai contoh sebuah molekul metana menghasilkan efek pemanasan 23 kali dari molekul CO2. Molekul NO bahkan menghasilkan efek pemanasan sampai 300 kali dari molekul CO2. Gas-gas lain seperti chlorofluorocarbons (CFC) ada yang menghasilkan efek pemanasan hingga ribuan kali dari CO2. Tetapi untungnya pemakaian CFC telah dilarang di banyak negara karena CFC telah lama dituding sebagai penyebab rusaknya lapisan ozon
Apa Penyebab Utama Pemanasan Global
Dalam laporan yang berjudul Livestock's Long Shadow: Enviromental Issues and Options (Dirilis bulan November 2006), PBB mencatat bahwa industri peternakan adalah penghasil emisi gas rumah kaca yang terbesar (18%), jumlah ini lebih banyak dari gabungan emisi gas rumah kaca seluruh transportasi di seluruh dunia (13%). Emisi gas rumah kaca industri peternakan meliputi 9 % karbon dioksida, 37% gas metana (efek pemanasannya 72 kali lebih kuat dari CO2), 65 % nitro oksida (efek pemanasan 296 kali lebih kuat dari CO2), serta 64% amonia penyebab hujan asam. Peternakan menyita 30% dari seluruh permukaan tanah kering di Bumi dan 33% dari area tanah yang subur dijadikan ladang untuk menanam pakan ternak. Peternakan juga penyebab dari 80% penggundulan Hutan Amazon.
Sedangkan laporan yang baru saja dirilis World Watch Institut menyatakan bahwa peternakan bertanggung jawab atas sedikitnya 51 persen dari pemanasan global.
Penulisnya, Dr. Robert Goodland, mantan penasihat utama bidang lingkungan untuk Bank Dunia, dan staf riset Bank Dunia Jeff Anhang, membuatnya berdasarkan “Bayangan Panjang Peternakan”, laporan yang diterbitkan pada tahun 2006 oleh Organisasi Pangan dan Pertanian PBB (FAO). Mereka menghitung bidang yang sebelumnya  dan memperbarui hal lainnya, termasuk siklus hidup emisi produksi ikan yang diternakkan, CO2 dari pernapasan hewan, dan koreksi perhitungan sebenarnya yang menghasilkan lebih dari dua kali lipat jumlah hewan ternak yang dilaporkan di planet ini.
Emisi metana dari hewan ternak juga berperan sebesar 72 kali lebih dalam menyerap panas di atmosfer daripada CO2. Hal ini mewakili kenaikan yang lebih akurat dari perhitungan asli FAO dengan potensi pemanasan sebesar 23 kali. Meskipun demikian, para peneliti itu memberitahu bahwa perkiraan mereka adalah minimal, dan karena itu total emisi 51 persen masih konservatif.


BY : FEN222