Jumat, 31 Oktober 2014

Perbedaan Budaya Barat Dan Timur

Perbedaan Antara Budaya Barat Dan Timur - Berbicara tentang perbedaan budaya barat dan timur, maka perlu dipandang dari beragam aspek mulai dari adat istiadat, gaya hidup, cara berpakaian, makanan, cara berpikir, teknologi, transportasi, sopan santun dan sebagainya. Baik budaya barat atau timur, masing-masing punya kelebihan dan kekurangan.

Perbedaan Antara Budaya Barat dan Timur


Letak perbedaan antara budaya barat dan timur bisa pertama kali dilihat dari etika moral, adat istiadat dan cara penyelesaian masalah. Budaya barat mengenal etika moral yang lebih bebas, dimana masyarakat tidak malu mengumbar kemesraan seperti berciuman di depan publik. Adat istiadat tidak terlalu kuat, pengaruhnya sangat lemah bila dibandingkan hukum negara. Penyelesaian sebuah masalah dalam budaya barat langsung ke inti utama, tak berbelit-belit dan masalah lebih cepat terselesaikan.

Budaya barat terkenal dengan kebebasan, baik dalam gaya berpakaian ataupun pergaulan. Setiap orang punya hak untuk mengekspresikan cara berpakaian, entah itu terbuka ataupun tertutup. Mereka tak pernah malu akan pakaian yang dikenakan. Pembatasan dalam hal pergaulan tidak begitu ketat, kumpul kebo ataupun perilaku seks bebas seakan bukan hal tabu. Meskipun begitu, masyarakat dikenal bersifat individualisme, lebih mementingkan diri sendiri.

Perbedaan antara budaya barat dan timur juga terletak dalam penyediaan fasilitas, penggunaan teknologi dan pemanfaatan waktu. Fasilitas publik tersedia dalam jumlah yang memadai, menjangkau semua elemen masyarakat. Kemajuan teknologi sangat terasa di beberapa sektor. Penganut budaya barat punya prinsip, time is money, dimana waktu benar-benar dihargai.


Budaya timur mempunyai etika moral dan adat istiadat yang lebih ketat, namun dalam penyelesaian masalah sedikit lebih rumit. Beragam adat istiadat masih dijunjung tinggi oleh masyarakat bahkan bersanding dengan hukum negara. Orang penganut budaya ketimuran sedikit terbelit-belit dalam menyelesaikan masalah dan tertutup.

Tampak jelas dari pergaulan dan gaya berpakaian. Orang penganut budaya ketimuran masih menjunjung tinggi masalah kesopanan dalam berpakaian, lebih tertutup dan tak terlalu terbuka. Penganut budaya ketimuran tidak menyukai pergaulan yang terlalu bebas dan merusak moral, namun mereka termasuk golongan masyarakat yang ramah dan gemar gotong royong.

Penganut budaya ketimuran sering terlena dengan waktu, tak dimanfaatkan dengan baik. Kemajuan teknologi tergolong sedikit lambat dan kurang merata, begitu juga ketersediaan fasilitas publik yang masih terbatas untuk beberapa kalangan saja.

Selain itu, terdapat 17 hal pembeda dalam kehidupan sehari-hari, yaitu dalam hal berikut.


1. Kemarahan
Apabila orang bule marah, kita akan dengan mudah tahu bahwa dia marah melalui bahasa tubuhnya. Namun, pada budaya Timur, kita akan susah mengetahui apakah seseorang sedang marah atau tidak. Kadang tersenyum dan tetap ramah tapi dalam hati dia dongkol setengah mati.

2. Relasi
Orang bule kebanyakan hanya menjalin hubungan dengan orang-orang tertentu. Bila butuh akan berhubungan, kalau tidak butuh ya tidak. Sedangkan orang Timur berhubungan dengan banyak orang. Semua jadi relasi. Semakin banyak relasi, diharapkan bisnisnya akan menjadi lancar.

3. Definisi Kecantikan
Di kebudayaan Timur, semakin putih wanita, semakin cantik dia. Ini bisa dilihat dari iklan-iklan skin whitener yang merajalela. Wanita-wanita yang sangat terobsesi akan kecantikan juga sangat takut terkena sinar matahari. Ia memakai baju lengan panjang atau jaket jika pergi keluar atau memakai payung. 
Bandingkan dengan di negara-negara Barat yang orangnya lebih suka dengan kulit yang agak berwarna. Bisa kita lihat di pantai-pantai di Bali, yang senang berjemur adalah turis-turis bule.

4. Hari Tua
Di negara ini, bisa kita lihat banyak kakek nenek yang sedang memomong cucunya. Orang tua anak-anak tersebut sibuk bekerja, dan yang mengasuh anak adalah kakek neneknya. Sangat menyenangkan bagi mereka untuk menghabiskan hari-hari tua dengan memomong cucu. 
Beda sekali dengan di negara Barat. Karena karakter "independence"orang bule, kebanyakan begitu pula pilihan mereka menghabiskan hari tuanya. Jarang sekali ada orang tua yang tinggal bersama dengan anaknya.
5. Di Restoran
Coba kita lihat restoran di sini, pasti ramai sekali, kan? Bahkan ada yang tertawa keras dan berisik sekali. Nah, kalau orang bule kebalikannya. Di restoran justru mereka berbisik-bisik saat bicara.

6. Saya
Orang bule selalu berpikir tentang "saya”, sementara kita selalu berpikir sebagai bagian kecil dari suatu kelompok.

7. Cara Mengatasi Masalah
Perbedaan ini yang kadang membuat orang bule yang tinggal di Asia jadi frustrasi karena cara orang Asia untuk mengatasi suatu masalah sering kali tidak fokus. Kadang malah masalah utamanya justru tidak terselesaikan. Yang penting tetap jalan walaupun masalah tidak selesai. Ini berbeda sekali dengan orang bule yang frontal dalam menyelesaikan masalah.

8. Antrean
Nah, yang ini sepertinya kita semua sudah tahu bagaimana budaya antre masyarakat kita. Berantakan sekali. Siapa cepat, dia duluan. Karena inilah, untuk lebih mengajarkan kesopanan dalam mengantre, sebelum olimpiade dilaksanakan di China, setiap bulan sekali diadakan Hari Antre Nasional.
10. Waktu Mandi
Orang bule suka mandi waktu hari panas, sementara orang kita suka mandi sebelum matahari terbit.

11. Jalan-jalan Hari Minggu
Karena individualismenya, orang bule lebih suka istirahat dengan menyendiri saja, tidak suka berada di keramaian. Kalau orang kita, waktu libur lebih suka pergi ke mal, mencari tempat-tempat yang ramai untuk berkumpul.
12. Anak-anak
Lihatlah kita. Kita akan bekerja sekuat tenaga demi anak-anak kita, demi keturunan kita. Untuk anak-anak bule, mereka dibiasakan mandiri sedari kecil. Mereka harus terbiasa sendiri dan sebisa mungkin tanpa bantuan orang tua.

13. Di Pesta
Di pesta orang bule, biasanya mereka berbincang-bincang secara terpisah. Jika berkelompok, hanya dua sampai empat orang. Di Indonesia, orang lebih suka berkumpul beramai-ramai, bahkan MC acara akan mengatur seperti itu.

14. Transportasi
Di tahun 1970-an, orang bule ke pesta sudah pakai mobil, sekarang justru mereka memilih naik sepeda karena semangat go green. Di Indonesia, dulu orang pakai sepeda karena mobil langka, sekarang Jakarta macet karena terlalu banyak mobil.

15. Bos
Di perusahaan-perusahaan Barat, bos adalah part of the team, dia bagian dari tim. Tetapi untuk perusahaan-perusahaan Asia, bos bagaikan dewa, takutnya minta ampun jika berhadapan dengan bos, sampai-sampai jika bos salah tidak ada anak buah yang berani menentang atau protes.

16. Travelling
Orang bule melakukan travelling untuk melihat pemandangan yang indah, sementara kita lebih penting foto-fotonya.

17. Makanan
Orang bule suka makanan Asia yang sehat dan penuh sayur dan rempah, sementara orang kita suka makanan yang kebarat-baratan supaya dianggap gaya dan tidak ketinggalan zaman.

Mungkin perbedaan-perbedaan di atas tidak semuanya benar dan berlaku bagi setiap orang. Yang penting, bukalah diri Anda terhadap dunia baru dan orang-orang baru.

Kesimpulan Perbedaan Antara Budaya Barat Dan Timur


Perbedaan budaya barat dan timur tampak jelas dari beragam aspek, keduanya saling berseberangan satu sama lain. Budaya barat sering dipandang negatif oleh penganut budaya ketimuran, namun unggul di sektor teknologi. Budaya timur sering dipandang kaku oleh penganut budaya kebaratan, namun unggul dalam hal moral, sopan santun dan adat istiadat.

Source : ( 1 2 )

Budaya Dan Kepribadian

Definisi kepribadian

Hal pertama yang menjadi perhatian dalam studi lintas budaya dan kepribadian adalah perbedaan diantara beragam budaya dalam memberi definisi kepribadian. Kepribadian adalah serangkaian karakteristik pemikiran, perasaan, dan perilaku yang berbeda antara tiap individu dan cenderung konsisten dalam setiap waktu dan kondisi. Ada dua aspek dalam definisi ini yaitu: kekhususan (distinctiveness) dan stabilitas serta konsistensi (stability and consistency) (Phares, 1991).
Dalam psikoanalisa Freudian tahapan-tahapan perkembangan kepribadian mulai dari oral hingga dewasa. Begitu masa kanak-kanak terlewati dan kepribadian telah terbentuk maka kepribadian adalah cenderung dalam garis konsisten di setiap waktu dan kondisi.
Dalam behavioristik bahwa kepribadian adalah kumpulan respon-respon kebiasaan. Dalam teori ini kepribadaian dipandang cenderung menetap sekalipun ada rentang toleransi respon dalam menyesuaikan stimulus dan reinforcement (reward and punishment) yang mungkin timbul.
Dalam teori Humanistik bahwa kepribadian diarahkan oleh pemenuhan level-level kebutuhan dengan puncaknya adalah keberhasikan dalam aktualisasi diri.
Pada budaya timur (East Cultures) kepribadian adalah Konstektual (constextualization), bersifat lentur yang menyesuaikan dengan budaya dimana individu pemilik tersebut mengisi hidupnya. Setiap daerah memiliki budaya yang berbeda oleh karenanya untuk dapat bertahan individu harus menyesuaikan dengan budaya setempat termasuk kemungkinan merubah kepribadiannya.
Budaya dalam ranah individual
Budaya terbagi atas ranah sosial dan ranah individual. Pada ranah sosial dikarenakan budaya lahir ketika manusia bertemu dengan manusia lainnya dan membangun kehidupan bersama yang lebih baik sekedar pertemuan-pertemuan incidental. Sedangkan dalam ranah individual karena budaya diawali ketika individu-individu bertemu untuk membangun kehidupan bersama dimana individu-individu tersebut memiliki keunikan masing-masing dan saling memberi pengaruh. Individu membawa budayanya pada setiap tempat dan situasi di kehidupannya sekaligus mengamati dan belajar budaya lain dari individu lain yang saling berinteraksi dan selanjutnya dibawa pulang pada budaya aslinya, dan mengembangkan budaya tersebut.
Kepribadian dalam lintas budaya.
Budaya, kepribadian, dan konsep diri saling mempengaruhi satu sama lain sekaligus dan dengan tujuan akhir bekerja integrative membentuk individu yang utuh. Kepribadian mempengaruhi dan menjadi rangka acuan dari pola pikir, perasaan, dan perilaku individu serta bertindak sebagai aspek fundamental dari setiap individu tersebut.
Kandungan teori kepribadian
Fenomena kedua yang menunjukkan hubungan antara budaya dengan kepribadian adalah masalah antesedent, atau latar belakang kondisi sosial budaya dimana suatu teori dibangun, yang mempengaruhi bagaimana isi dan suatu teori dibangun. Kondisi sosial selalu terus berubah sebagaimana budaya yang dinamis saling berasimilasi dan berakulturasi.
Metodelogi dan cara pengukuran
Bagaimana metodelogi dan cara mengukur suatu kepribadian dalam konteks lintas budaya?
  • Metodelogi: banyak sekali kesulitan dan bias yang timbul ketika dilakukan studi-studi dalam ranah psikologi lintas budaya. Misalnya persoalan bahasa, penggunaan Multilingual (peneliti dan subjek penelitian memiliki bahasa yang berbeda) sehinggan member respon yang berbeda terhadap pertanyaan dalam tes kepribadian.
  • Cara pengukuran: banyak alat-alat tes kepribadian dikembangkan oleh peneliti dari Amerika-Eropa. Sehingga sangat mungkin stimulus maupun standar norma dan interpretasi alat psikotes kurang mampu diterapkan dalam pengukuram kepribadian individu dari budaya non-western.
Locus of control
Hal yang paling menarik dalam kajian antara kepribadian dengan konteks lintas budaya adalah masalah locus of control. Menurut Rotter (1966) bahwa setiap orang berbeda dalam bagaimana dan seberapa besar control diri mereka terhaadap perilaku dan hubungan mereka dengan orang lain serta lingkungan.
Berdasarkan arahnya lokus kontrol kepribadian dibedakan menjadi dua yaitu:
  1. Internal, melihat independency yang besar dalam kehidupan dimana hidupnya sangat ditentukan oleh dirinya sediri.
  2. Eksternal, melihat diri mereka sangat ditentukan oleh bagaimana lingkungan dan orang lain melihat mereka.
Lokus control seringkali dihubungkan dengan karakter-karakter kepribadian. Literature Amerika menjelaskan bahwa pribadi-pribadi dengan lokus kontrol eksternal tampak lebih sering mengeluh namun lebih mudah berkompromi ketika menghadapi konflik.
Budaya dan Perkembangan Kepribadian

Kepribadian manusia selalu berubah sepanjang hidupnya dalam arah-arah karakter yang lebih jelas dan matang. Perubahan tersebut sangat dipengaruhi oleh lingkungan dengan fungsi-fungsi bawaan sebagai dasarnya.
Stern (dalam Saffet, 1985) menyebutkan sebagai Rubber Band Hypothesis (Hipotesa ban karet). Predisposisi seseorang diumpamakan sebagai ban karet dimana faktor-faktor genetic menentukan sampai dimana ban karet tadi dapat ditarik dan faktor lingkungan menentukan sampai seberapa panjang ban karet tadi akan ditarik atau direntang. Dari hipotesa diatas dapat ditarik bahwa budaya memberi pengaruh pada perkembangan kepribadian seseorang.
Gutman (1976, dalam Price, 2002) yang menyatakan bahwa sesungguhnya ada sebuah keurutan (sequence) yang universal dalam perkembangan kepribadian manusia. Ada tiga tahapan yang dialami lelaki Amerika dalam arah kedewasaanya yaitu dalam setiap tahap, individu melihat diri mereka dan dunia merekan dengan cara dan pandangan yang berbeda, memiliki dorongan-dorongan (drives) yang setiap tahapnya juga berbeda, dan begitu pula dengan gaya pertahanan dirinya.
Ditarik kesimpulan bahwa semakin seseorang bertambah tua, tampak semakin pasif, motivasi berprestasi dan kebutuhan otonomi semakin turun, dan lokus kontrol dirinya semakin mengarah ke luar (eksternal).
Budaya dan Indigenous Personalites
Yaitu suatu kajian kepribadian yang bersifat lokal. Di Indonesia kajian mengenai indigenous personality diawali oleh Darmanto Jatman (1997). Dalam bukunya Psikologi Jawa, Jatman menemukan adanya profil kepribadian manusia jawa yang memandang jiwanya adalah sebagai rasa. Rasa ini terbagi menjadi tiga, yaitu rasa subjek, rasa objek, dan rasa pertemuan subjek-objek. Ketiganya disebut rasa hidup. Kemudian dalam proses perjalanannya, manusia jawa membuat catatan-catatan dari pengalamannya bertemu dengan kenyataan-kenyataan. Catatan ini hidup, makin banyak, makin beragam, mengelompokkan diri sesuai jenis-jenisnya dan pada akhirnya memunculkan rasa aku. Disini tampak bahwa kepribadian bersifat konstektual tanpa henti.
Konsep barat tentang diri dan sifat kepribadian selalu merujuk pada diri yang terpisah, otonom, dan atomis (terbentuk dari seperangkat sifat, kemampuan, nilai dan motif yang dapat saling dipilah) dengan mencari keunika yang menunjukkan artu keterpisahan dan ketaktergantungan dengan orang lain.
Konsep budaya timur, kebertalian (relatedness), kesalingterhubungan (connectedness), dan saling ketergantungan (interdependency) merupakan landasan konsep diri yang tak terpisah dan selalu terkait dengan orang lain dan lingkungan luar.
Budaya dan Konsep Diri
Definisi konsep diri

  • Konsep diri adalah organisasi dari persepsi-persepsi diri (Burns, 1979). Organisasi dari bagaimana kita mengenal, dan menilai diri kita sendiri.
  • Suatu deskripsi mengenai siapa kita, mulai dari identitas fisik, sifat, hinggan prinsip.
  • Konsep diri adalah inti dari keberadaan (existence) dan secara naluriah tanpa disadari mempengaruhi setiap pikiran, perasaan dan perilaku individu tersebut.
Dua kontinum yang sering dilakukan untuk mempermudah studi mengenai konsep diri dalam lintas budaya adalah konstruk diri individual dan diri kolektif atau (independent construal of self dan interdependent construal of self).
  1. Diri Individual
Diri individual adalah diri yang fokus pada atribut internal yang sifatnya personal, kemampuan individual, inteligensi, sifat kepribadian, dan pilihan-pilihan individual. Diri adalah terpisah dari orang lain dan lingkungan.
Budaya dengan diri individu mendesain dan mengadakan seleksi untuk mendorong ketidak tergantungnya setianp anggota dengan anggota yang lain. Mereka didorong untuk membangun konsep akan diri yang terpisah dari orang lain, termasuk dalam kerangka tujuan keberhasilan. Disini nilai kesuksesan dan perasaan akan harga diri membentuk khas individualism. Ketika individu sukses untuk melaksanakan tugas budaya, tidak tergantung pada orang lain, maka mereka lebih puas akan diri mereka dan harga diri merekan meningkat, hal iini dikarenakan berkat usaha keras dari individu tersebut karena mampu mampu menggapainya tanpa bantuan orang lain.
  1. Diri kolektif
Budaya yang menekankan nilai diri kolektif sangat khas dengan ciri perasaan akan keterkaitan antar manusia satu sama lain. Tugas normatif utama pada budaya ini adalah bagaimana individu memenuhi dan memelihara keterikatannya dengan individu lain. Individu diminta menyesuaikan dirinya dengan orang lain atau kelompok untuk mempu membaca dan memahami pikiran perasaan orang lain, bersimpati untuk menempati dan memainkan peran yang telah diberikan. Tugas normatif sepanjang sejarah budaya adalah mendorong saling ketergantungan satu sama lain, sehingga diri (self) lebih fokus pada atribut eksternal termasuk kebutuhan dan harapan-harapannya.
Dalam konstruk diri kolektif, nilai keberhasilan dan harga diri apabila individu mampu memenuhi kebutuhan komunitas dan menjadi bagian penting dalam hubungan dengan komunitas. Individu fokus pada status keterikatan dan penghargaan serta tanggung jawab sosialnya.
Pengaruh terhadap persepsi diri
Studi yang dilakukan oleh Bond & Tak-Sing (1983) dan Shweder dan Bourne (1984) menunjukkan bagaimana perbedaan konstruk diri mempengaruhi persepsi diri. Dalam studinya yang membandingkan kelompok Amerika dengan kelompok Asia, mereka meminta subjek menuliskan beberapa karakteristik yang menggambarkan dirinya. Pada umumnya subjek memberikan beberapa respon, yaitu dapat dibagi menjadi dua jenis yaitu: respon abstrak atau deskripsi sifat-kepribadian semacam (saya seorang yang mudah bersosialisasi, pemarah, dll) dan respon situasionalsemacam (saya biasanya mudah bersosialisasi dengan teman-teman dekat saya, ramah, dsb). Hasil studi menunjukkan bahwa subjek Amerika cenderung memberikan respon abstrak, sedangkan subjek Asia cenderung respon situasional. Selanjutnya dianalisis bahwa individu dengan konstruk diri yang dependent cenderung menekankan pada atribut personal, kemampuan ataupun sifat kepribadian, sebaliknya individu dengan konstruk diri interdependent lebih cenderung melihat dirinya dalam konteks situasional dalam hubungannya dengan orang lain (Matsumoto, 1996).
Pengaruh pada social explanation

Konsep diri juga mejadi semacam pola paduan bagi kognitif (cognitive template) dalam melakukan interpretasi  terhadap perilaku orang lain. Individu dengan diri individual (Independent self) yang memiliki keyakinan bahwa setiap orang memiliki serangkaian atribut internal yang relatif stabil semacam: sifat kepribadian, sikap,dan kemampuan, akan menganggap orang lain juga memiliki hal yang sama. Ketika mereka melakukan pengamatan dan interpretasi terhadap perilaku orang lain, mereka berkeyakinan dan mengambil kesimpulan bahwa perilaku orang lain tersebut juga didasari dan didorong oleh aspek-aspek dalam atribut internalnya.
Kesalahan dalam pengambilan kesimpulan mengenai perilaku orang lain (atribusi) yang didasari asumsi atribut internal ini disebut fundamental atribution error (Ross dalam Matsumoto, 1996). Fundamental atribution error ini ditemukan tidak terjadi pada individu-individu dengan latar budaya konsep diri kolektif (interdependent culture). Budaya diri kolektif memandang perilaku individu adalah tergantung dan ditentukan oleh faktor situasional. Individu dari budaya diri kolektif ini cenderung menjelaskan perilaku orang lain dalam kerangka faktor situasional dari pada faktor internal. Pada tahun 1984, Miller menguji pola social explanation pada kominas budaya Amerika dan budaya India Hindu.
Pengaruh pada motivasi berprestasi
Menurut Feldman, 1999, motivasi adalah faktor yang membangkitkan (direct) dan menyediakan (energize) tenaga bagi perilaku manusia dan organisme lainnya. Dalam teori Motivasi Maslow, manusia memiliki hierarki kebutuhan dari kebutuhan paling dasar yaitu fisiologis hingga kebutuhan paling tinggi yaitu aktualisasi diri. Sementara menurut Mc-Clelland manusia juga dimotivasi oleh dorongan sekunder yang penuh tenaga yang tidak  berbasis kebutuhan, yaitu: berprestasi, berafilasi atau menjalin hubunagn, dan berkuasa. Menurut Mc-Clelland motivasi berprestasi adalah sebuah keteguhan, karakter belajar dimana terdapat kepuasan yang diperoleh melalui perjuangan dan penggapaian suatu keunggulan, dalam arti lain suatu hasrat untuk keunggulan atau kecenderungan untuk memperjuangkan kesuksesan.
Dalam tradisi barat, konsep diri bersifat individual, motivasi diasosiasikan sebagai sesuatu yang personal dan internal, dan kurang terkait dengan konteks sosial ataupun interpersonal.  Motivasi ini dicirikan adanya kecenderungan untuk memaksa menekan diri sendiri dan secara aktif berjuang menggapai suatu kesuksesan yang individual sifatnya. Menurut Matsumoto, 1996, yang membedakan dua bentuk dari motivasi berprestasi yang berorientasi individual dan yang berorientasi sosial. Motivasi berprestasi yang berorientasi individual umumnya ditemukan pada masyarakat budaya sebagian Eropa dan Amerika. Di masyarakat China, sebaliknya motivasi berprestasi dengan orientasi sosial ditemukan lebih umum dibandingkan yang berorientasi individual.
Pengaruh pada Peningkatan Diri (Self Enhancement)
Pandangan positif mengenai diri akan membangkitkan keyakinan diri, kepercayaan diri, dan motivasi diri untuk lebih bersosialisasi dan mencapai prestasi yang lebih tinggi. Memelihara atau meningkatkan harga diri diasumsikan akan memiliki bentuk yang berbeda pada budaya yang cenderung interdependent. Diantara orang-orang yang datang dari budaya interdependent, penaksiran atribut internal diri mungkin tidak terkait dengan harga diri atau kepuasan diri. Sebaliknya, harga diri atau kepuasan diri terlihat lebih terkait dengan keberhasilan memainkan peranan dalam kelompok, memelihara harmoni, menjaga ikatan dan saling membantu. Bagi orang-orang dariinterdependent culture, melihat diri sebagai unik atau berbeda malah akan menjadikan ketidakseimbangan psikologis diri.
Pengaruh pada Emosi
Emosi dapat diklasifikasikan atas arah hubungan sosial dari emosi, yaitu apakah emosi tersebut akan mengarahkan pada pemisahan diri dengan lingkungan yang selanjutnya disebut socially disengaged emotions dan emosi yang akan mengarahkan pada keterhubungan dengan orang lain dan lingkungan luarnya atau dikenal sebagai sociallly engaged emotions. Beberapa emosi negatif semacam marah atau frustasi dimasukkan dalam socially disengaged emotions. Emosi-emosi iini cenderung mendorong terjadinya pemisahan, penarikan diri, ataupun penolakan hubungan sosial sekaligus secara simultan meningkatkan rasa penerimaan diri untuk mandiri dan lepas dari ketergantungan dengan orang lain.
  • Beberapa emosi positif semacam rasa bersahabat atau rasa menghargai dan dihargai berjalan pada arah sebaliknya dan dimasukkan dalam  sociallly engaged emotions. Emosi ini dialami sebagai hasil dan menjadi bagian dari suatu hubungan dekat atau rasa ikatan komunitas. Emosi ini sekaligus memberi energi untuk membangun hubungan yang sudah dekat menjadi lebih dekat.
Beberapa tipe dari emosi yang negatif, semacam rasa bersalah ataupun rasa hutang budi juga dimasukkan dalam tipe ini. Emosi ini biasanya merupakan hasil dari pengalaman kegagalan atau melakukan kesalahan dalam suatu hubungan. Individu yang mengalami emosi ini akan terdorog untuk melakukan harmonisasi yaiu memperbaiki kesalahan ataupun membalas budi.

Source : ( 1 )

Corel Draw X5 Full Version Portable

Corel Draw X5 Full Version Portable 100% WORKED


CorelDRAW X5 Portable IconSetelah lama browsing mencari kesana-kemari software design yang 1 ini dengan kemasan portable, akhir nya saya temukan juga dari blog tetangga .. 

hmm rasa-nya sangat sayang sekali jika tidak saya posting disini, karena mungkin suatu saat saya dan sahabat blogger membutuhkan software ini, kelebihan dari software ini adalah:

  1. Gratis sob!
  2. Kapasitas-nya enteng! bisa dibawa kemana-mana menggunakan flashdisk / cd.
  3. Bisa sobat download kapanpun dan dimanapun! :D


Berikut screenshot interface CorelDRAW X5 Portable-nya (Tested 100% Working): 

Screenshot Interface CorelDRAW X5 Portable

Baiklah, sekian penjelasan tentang Software CorelDRAW X5 Portable Gratis-an ini!, untuk sobat yang ingin download langsung software tersebut, silahkan klik pada tombol download dibawah ini : 

 Download CorelDRAW X5 Portable [ 1 ] 4shared 


 Download CorelDRAW X5 Portable [ 2 ] 4shared 






Source : ( 1 )

Kamis, 23 Oktober 2014

Pertumbuhan Penduduk

Pertumbuhan Penduduk

Pertumbuhan penduduk adalah perubahan populasi sewaktu-waktu, dan dapat dihitung sebagai perubahan dalam jumlah individu dalam sebuah populasi menggunakan "per waktu unit" untuk pengukuran. Sebutan pertumbuhan penduduk merujuk pada semua spesies, tapi selalu mengarah pada manusia, dan sering digunakan secara informal untuk sebutan demografi nilai pertumbuhan penduduk, dan digunakan untuk merujuk pada pertumbuhan penduduk dunia.

NILAI PERTUMBUHAN PENDUDUK DUNIA

Ketika pertumbuhan penduduk dapat melewati kapasitas muat suatu wilayah atau lingkungan hasilnya berakhir dengan kelebihan penduduk. Gangguan dalam populasi manusia dapat menyebabkan masalah seperti polusi dan kemacetan lalu lintas, meskipun dapat ditutupi perubahan teknologi dan ekonomi. Wilayah tersebut dapat dianggap "kurang penduduk" bila populasi tidak cukup besar untuk mengelola sebuah sistem ekonomi.


Sebagai contoh berikut ini adalah jumlah penduduk di 10 negara di dunia.

Berikut adalah factor-faktor yang mempengaruhi jumlah/kepadatan penduduk

FAKTOR-FAKTOR PERTUMBUHAN PENDUDUK


Kepadatan yang disebabkan pertumbuhan penduduk yang cepat

Seperti yang telah kita ketahui sekarang, tidak usah jauh-jauh mari kita lihat sepintas keadaan sekitar kita, berapa orang yang berjubel memenuhi KRL maupun bus kota setiap harinya, berapa kendaraan yang memenuhi jalanan Jakarta yang menyebabkan kemacetan setiap harinya. Dari situ pastinya kita dapat mengambil sebuah kesimpulan sederhana, yaitu bahwa sebenarnya pertumbuhan penduduk di kota ini begitu cepat. Pertumbuhan penduduk yang makin cepat, mendorong pertumbuhan aspek-aspek kehidupan yang meliputi aspek social, ekonomi, politik, kebudayaan dan sebagainya. Dengan begitu, maka juga bertambahlah sistem mata pencaharian hidup menjadi lebih kompleks.

Sebenarnya apa sih yang mempengaruhi kecepatan pertumbuhan penduduk itu sendiri? Secara umum ada 3 faktor utama, yaitu :

1. Kelahiran (Fertilitas)
2. Kematian (Mortalitas)
3. Perpindahan (Migrasi)

kelahiran bersifat menambah,kematian bersifat mengurangi dan mingrasi dapat bersifat menambah(migrasi masuk)dan dapat pula bersifat mengurangi(mingrasi keluar). untuk banyak negara ,termasuk indonesia,pertumbuhan penduduk di tentukan oleh kelahiran dan kematian,karena mingrasi masuk dan migrasi keluar terlalu kecil sehingga bisa diabaikan,

selain faktor demografi ,secara tidak langsung pertumbuhan penduduk juga di pengaruhi oleh faktor-faktor nondemografi.faktor nondemografi yang penting ialah kesaehatan dan pendidikan pengaruh kesehatan dalam pertumbuhan pentuduk terlihat dari jumlah kematian .semangkin maju tingkatan kesehatan ,maka kecil jumlah kematian ,yang selanjutnya dapat menyebabkan pertumbuhan pertumbuhan penduduk besar,apabila jumlah kelahiran besar.kesehatan juga berhubungan dengan pendidikan .semangkin tinggi pendidikan maka kesehatan akan semangkin baik.

apabila tinggkat pendidikan tinggi ,pada umumnya mereka akan lebih mudah menerima pembaharuan atau moderenisasi .salah satu contoh ialah meningkatnya usia kawin.semankin tinggi usia kawin ,semangkin tinggi jumlah kelahiran

faktor penujang kelahiran

karena jumlah kelahiran dan kematian sangat mentukan pertumbuhan penduduk di indonesia,maka kita harus menetahui faktor -faktor apa saja yang mempengaruhi kelahiran dan kematian,,agar usaha intuk mengurangi jumlah kelahiran berhasil baik.

faktor penghambat kelahiran

selain ada penujang kelahiran ada juga faktor yang menghambat kelahiran atau penyebab kelahiran berkurang .pemerintah atau negara yang mengambil kebijaksanaan menghambat kelahiran (antinatalitas)bertujuan untuk mengurangi jumlah kelahiran,supaya jumlah penduduk seimbang dengan daya dukungan daerah .daya kemapuan daerah adalah kemampuan daerah untuk menghidupi penduduknya.keseimbangan ini perlu di jaga agar taraf hidup penduduk baik.

Dalam pengukuran demografi ketiga faktor tersebut diukur dengan tingkat/rate. Tingkat/rate ialah kejadian dari peristiwa yang menyatukan dalam bentuk perbandingan. Biasanya perbandingan ini dinyatakan dalam tiap 1000 penduduk.

Berikut sedikit penjelasan mengenai pengukuran Fertilitas :

1. Pengukuran Fertilitas TahunanAdalah pengukuran kelahiran bayi pada tahun tertentu dihubungkan dengan jumlah penduduk yang mempunyai resiko untuk melahirkan pada tahun tersebut. Adapun ukuran – ukuran fertilitas tahunan adalah :

1. Tingkat Fertilitas Kasar (Crude Birth Rate )
Adalah banyaknya kelahiran hidup pada satu tahun tertentu tiap 1000 penduduk.

2. Tingkat Fertilitas Umum (General Fertility Rate )
Adalah jumlah kelahiran hidup per.1000 wanita usia reproduksi (usia 14 14-49 atau 15 15-44 th th) ) pada tahun tertentu.

3. Tingkat Fertilitas Menurut Umur (Age Specific Fertility Rate )
Adalah perhitungan tingkat fertilitas perempuan pada tiap kelompok umur dan tahun tertentu.

4. Tingkat Fertilitas Menurut Urutan Kelahiran (Birth Order Specific Fertility Rates Rates)
Adalah perhitungan fertilitas menurut urutan kelahiran bayi bayioleh oleh wanita pada umur dan tahun tertentu.

2. Pengukuran Fertilitas Kumulatif
Adalah pengukuran jumlah rata rata-rata anak yang dilahirkan oleh seorang perempuan hingga mengakhiri batas usia suburnya. Adapun ukuran – ukuran fertilitas kumulatif adalah :

1. Tingkat Fertilitas Total (TFR)
adalah jumlah kelahiran hidup laki laki-laki & wanita tiap 1000 penduduk yang hidup hingga akhir masa reproduksinya dg dg catatan :
* tidak ada seorang perempuan yg meninggal sebelum mengakhiri masa reproduksinya.
* tingkat fertilitas menurut umur tdk berubah pd periode waktu tertentu.

2. Gross Reproduction Rates (GRR)
adalah jumlah kelahiran bayi perempuan oleh 1000 perempuan sepanjang masa reproduksinya dengan catatan tdk ada seorang perempuan yg meninggal sebelum mengakhiri masa reproduksinya.

3. Net Reproduction Rates (NRR)
adalah jumlah kelahiran bayi (pr) oleh sebuah kohor hipotesis dari 1000 (pr) dengan memperhitungkan kemungkinan meninggalkan para (pr) itu sebelum mengakhiri mengakhiri masa reproduksinya.

Faktor Faktor-faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya fertilitas penduduk :

1. Faktor Demografi, antara lain :
* Struktur umur
* Struktur perkawinan
* Umur kawin pertama
* Paritas
* Disrupsi perkawinan
* Proporsi yang kawin

2. Faktor Non Demografi, antara lain :
* Keadaan ekonomi penduduk
* Tingkat pendidikan
* Perbaikan status perempuan
* Urbanisasi dan industrialisasi

Berikut sedikit penjelasan mengenai pengukuran mortalitas :

1. Crude Death Rate (CDR)
Adalah banyaknya kematian pada tahun tertentu, tiap 1000 penduduk pada pertengahan tahun.

2. Age Specific Death Rate (ASDR)
Adalah jumlah kematian penduduk pd tahun tertentu berdasarkan klasifikasi umur tertentu.

3. Infant Mortality Rate (IMR)
Adalah tingkat kematian bayi

Karakter kelompok penduduk yang mempengaruhi Crude Death Rate (CDR) :

1. Antara penduduk daerah pedesaan dan daerah perkotaan
2. Penduduk dengan lapangan pekerjaan yang berbeda
3. Penduduk dengan perbedaan pendapatan
4. Perbedaan jenis kelamin
5. Penduduk dengan perbedaan status kawin

Faktor terakhir yang mempengaruhi kecepatan pertumbuhan penduduk suatu daerah adalah Perpindahan (Migrasi) atau Mobilitas Penduduk yang artinya proses gerak penduduk dari suatu wilayah ke wilayah lain dalam jangka waktu tertentu.
Faktor – faktor yang mempengaruhi migrasi :

* Faktor individu
* Faktor yang terdapat di daerah asal
* Faktor yang terdapat di daerah tujuan
* Rintangan antara daerah asal dan daerah tujuan

Daya tarik dan daya dorong di daerah asal yang mempengaruhi perpindahan penduduk :

1. Kekuatan Sentripetal
Adalah kekuatan yang mengikat orang untuk tinggal di daerah asal, misalnya :
* Terikat tanah warisan
* Menunggu orang tua yang sudah lanjut
* Kegotong royongan yang baik
* Daerah asal merupakan tempat kelahiran nenek moyang mereka

2. Kekuatan Sentrifugal
Adalah kekuatan yang mendorong seseorang untuk meninggalkan daerah asal, misalnya :
* Terbatasnya pasaran kerja
* Terbatasnya fasilitas pendidikan

Source : ( 1 )

Minggu, 19 Oktober 2014

Grand Theft Auto IV Download Full Version

Grand Theft Auto IV Review
+ Download High Compressed




Ini dia bro GTA 4 Super high compress game ukuran 7 mb.langsung sedot gan.

silahkan di Download Gta 4 nya sob. 

GTA 4 Recommended System



Proc: Intel Core 2 Quad 2.4GHz or AMD Phenom X3 2.1GHz 
RAM: 2.5 GB for XP or Vista
Video Card: 512MB NVIDIA 8600 or 512MB ATI 3870
HD Space: 18 GB free
OS: Windows XP SP3 or Windows Vista SP1 Win 8

download gratis game gta 4 full rip high compress game

 download mediafire 





Source : ( 1 )