KUDO (singkatan dari
Kios Untuk Dagang Online) adalah sebuah perusahaan teknologi yang menciptakan
sebuah platform yang memberikan peluang kepada masyarakat Indonesia untuk
memiliki peluang usaha dengan menjadi penjual produk dari berbagai usahawan
ternama.
Sejarah
KUDO didirikan oleh Albert Lucius dan Agung Nugroho pada
bulan Juli 2014. Mereka adalah dua orang lulusan Haas Business of School, UC
Berkeley. Albert selaku CEO (Chief Executive Officer) pernah bekerja di Apple
sebagai Spesialis Antarmuka selama dua tahun sejak 2010. Sedangkan Agung
Nugroho selaku COO (Chief Operating Officer) berpengalaman selama kurang lebih
empat tahun di perusahaan The Boston Consulting Group.
Latar belakang berdirinya KUDO adalah karena masih ada
rakyat Indonesia yang memiliki keterbatasan akses internet, rekening bank, dan
kartu kredit sehingga belum bisa merasakan pengalaman berbelanja daring.
Melihat adanya kesenjangan antara perdagangan daring dan luring ini muncul ide
untuk mendirikan suatu platform untuk menghubungkan antara usahawan daring
dengan para pelanggan luring melalui jaringan agen.
Selama 2 tahun berdiri, KUDO telah berhasil memberdayakan
lebih dari 250.000 wirausaha digital dengan menjadi agen KUDO yang tersebar di
seluruh wilayah Indonesia Melalui KUDO, mereka bisa memperoleh penghasilan tambahan dengan menjual jutaan
variasi produk yang telah tersedia di aplikasi KUDO kepada para pelanggan.
Berawal dari hanya 21 karyawan, di tahun 2016 KUDO telah
berkembang menjadi sebuah perusahaan teknologi dengan lebih dari 350 karyawan.
Pada bulan September 2016, Sukan Makmuri, seorang veteran di Silicon Valley
selama lebih dari 20 tahun dan CEO KasKus, bergabung sebagai CTO (Chief
Technology Officer) dan melengkapi jajaran C-level KUDO.
KUDO telah menjalin kerjasama dengan beberapa mitra bisnis.
Dalam sektor e-commerce, KUDO bekerjasama dengan Bukalapak, Lazada, Elevenia,
Berrybenka, Hijabenka, Muslimarket, Sociolla, Lakupon, dan Pesona Nusantara.
KUDO telah menjalin kerjasama dengan Bank BTPN dalam
mewujudkan inisiasi rencana strategis bersama. Momentum penandatanganan
kerjasama ini dilaksanakan dalam International Fintech Festival and Conference
2016 pada bulan Agustus 2016 dan disaksikan oleh Presiden RI Joko Widodo
beserta jajaran menterinya.
Melalui strategi yang dijalankan, KUDO berkomitmen untuk
terus memberdayakan wirausaha digital Indonesia hingga mencapai lebih dari
1.000.000 agen di seluruh wilayah Indonesia.
Jenis produk
Di aplikasi KUDO tersedia jutaan produk yang bisa
diperdagangkan oleh agen KUDO. Bukan hanya produk rumah tangga, elektronik,
fashion maupun kosmetik, dan produk online lainnya, KUDO juga menyediakan jasa
transaksi pulsa, pembeian voucher game, pembelian asuransi, pembayaran tagihan
(PLN, PAM, cicilan motor) dan pemesanan tiket (kereta, pesawat).
Model Bisnis
Kudo bisa dibilang pionir dalam bisnis O20 di Indonesia.
Startup ini telah memiliki 300 ribu agen yang tersebar di seluruh Indonesia
dengan jumlah konsumen mencapai 1,6 juta. Perusahaan itu menargetkan punya 1
juta agen di tahun 2018 nanti. Baca juga: Perkuat Bisnis Online to Offline,
Kudo Kejar 1 Juta Agen Kudo menarik komisi dari para merchant atau perusahaan
e-commerce yang produknya terpampang di aplikasi Kudo. Komisi ini dibagi juga
kepada para agen yang sukses menjual produk dalam katalog Kudo kepada para
konsumen yang melakukan transaksi O2O.
Agen Kudo
KUDO merangkul siapa saja masyarakat Indonesia yang bersedia
menjadi agen. Mereka cukup mendaftarkan diri melalui aplikasi KUDO di Google
Play Store atau melalui website kudo. Setelah akun diverifikasi, agen KUDO
diharapkan melakukan pengisian saldo pertama minimum sebesar Rp.10.000,- untuk
dapat langsung berjualan.
Agen KUDO akan mendapatkan akses ke jutaan produk dan
layanan yang dapat diperdagangkan melalui aplikasi KUDO. Agen akan
berkesempatan mendapatkan komisi yang menarik. Semua transaksi tercatat dan
dapat dilihat dengan mudah di aplikasi KUDO. Hal ini untuk memudahkan para agen
untuk mengembangkan bisnis mereka.