Rabu, 06 April 2016

Makalah Indonesia Karangan Ilmiah

BAHASA INDONESIA 2
KARANGAN ILMIAH

Disusun oleh:
Kelompok 5

TEKNIK INFORMATIKA
UNIVERSITAS GUNADARMA

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat rahmat dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah mengenai pokok bahasan Karangan Ilmiah dengan sub pokok bahasan yaitu timbangan buku, ringkasan, dan timbangan pustaka. Makalah ini merupakan tugas dalam mata kuliah Bahasa Indonesia 2 jurusan Teknik Informatika di Universitas Gunadarma.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Ariyanto selaku dosen mata kuliah Bahasa Indonesia 2 di kelas 2IA01. Kami sebagai penyusun makalah ini juga mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu menyelesaikan makalah ini sehingga dapat selesai pada waktu yang telah ditetapkan.
Pada akhirnya, kami menyadari bahwa dalam penyajian makalah ini masih terdapat kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kami selaku penyusun mengharapkan kritik dan saran positif yang bersifat membangun mengenai materi dan cara penyajian yang disajikan dalam makalah ini guna memperbaiki mutu makalah ini. Semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan bermanfaat untuk kita semua. Amin.

DAFTAR ISI

Kata pengantar.................................................................................................... ii
Daftar isi.............................................................................................................. iii
Bab I: Pendahuluan............................................................................................. 1
       1.1. Latar Belakang......................................................................................... 1
       1.2. Rumusan Masalah.................................................................................... 2
       1.3. Tujuan Penulisan...................................................................................... 2
       1.4. Manfaat Penulisan................................................................................... 2
Bab II: Landasan Teori....................................................................................... 3
       2.1. Pengertian Timbangan Buku.................................................................... 3
       2.2. Pengertian Ringkasan.............................................................................. 3
       2.3. Pengertian Timbangan Pustaka................................................................ 3
Bab III: Pembahasan........................................................................................... 4
3.1. Timbangan Buku...................................................................................... 4
3.1.1. Bentuk Timbangan Buku............................................................... 4
3.1.2. Persyaratan Bagi Penimbang Buku............................................... 5
3.1.3. Beda Timbangan Buku dari Diskusi dan Bahasan........................ 6
3.2. Ringkasan................................................................................................ 8
3.2.1. Panjang Ringkasan........................................................................ 9
3.2.2. Langkah-Langkah Membuat Ringkasan........................................ 9

3.3. Timbangan Pustaka................................................................................ 10
3.3.1. Guna Menimbang Pustaka........................................................... 12
3.3.2. Jalan Menemukan Terbitan Informasi......................................... 13
3.3.3. Isi dan Sifat Timbangan Buku..................................................... 14
Bab IV: Penutup................................................................................................ 16
        4.1. Kesimpulan........................................................................................... 16
        4.2. Saran..................................................................................................... 16
Daftar Pustaka................................................................................................... 17



BAB I
PENDAHULUAN

  1.1            Latar Belakang
Karangan merupakan karya tulis hasil dari kegiatan seseorang untuk mengungkapkan gagasan dan menyampaikanya melalui bahasa tulis kepada pembaca untuk dipahami.
Karya ilmiah adalah laporan tertulis dan diterbitkan yang memaparkan hasil penelitian atau pengkajian yang telah dilakukan oleh seseorang atau sebuah tim dengan memenuhi kaidah dan etika keilmuan yang dikukuhkan dan ditaati oleh masyarakat keilmuan. Ada berbagai jenis karya ilmiah, antara lain laporan penelitian, makalah seminar atau simposium, dan artikel jurnal yang pada dasarnya kesemuanya itu merupakan produk dari kegiatan ilmuwan. Data, simpulan, dan informasi lain yang terkandung dalam karya ilmiah tersebut dijadikan acuan bagi ilmuwan lain dalam melaksanakan penelitian atau pengkajian selanjutnya.
Dalam proses pembuatan karangan ilmiah diperlukan aturan dalam penulisan mulai dari awal sampai akhir. Termasuk di dalamnya timbangan buku, ringkasan, dan timbangan pustaka. Untuk lebih memahami lagi mengenai cara membuat suatu timbangan buku, ringkasan, dan timbangan pustaka akan dijelaskan dalam makalah ini.

  1.2            Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang disampaikan pada paparan di atas, ada beberapa permasalahan yang bisa diangkat:
1.      Apakah yang dimaksud dengan timbangan buku, ringkasan, dan timbangan pustaka?
2.      Bagaimana membuat timbangan buku, ringkasan, dan timbangan pustaka?

  1.3            Tujuan Penulisan
            Tujuan dari penulisan ini adalah untuk memahami tentang timbangan buku, ringkasan, dan timbangan pustaka.

  1.4            Manfaat Penulisan
Manfaat dari penulisan ini adalah:
1.      Mahasiswa dapat membuat timbangan buku, ringkasan, dan timbangan pustaka.
2.      Mahasiswa dapat mengaplikasikannya dalam pembuatan sebuah karangan ilmiah. 


BAB II
LANDASAN TEORI


2.1               Pengertian Timbangan Buku
Timbangan buku/Resensi/Tinjauan buku/Bedah buku/Penilain buku adalah tulisan yang menyajikan sejumlah informasi tentang sebuah buku yang ditinjau dan dinilai isi buku tersebut.Timbangan buku juga bisa disebut kritik buku dimana kita mempertimbangkan kelebihan dan kekurangan dari suatu karya tersebut.Intinya Timbangan buku adalah tinjauan atau ulasan tentang isi dari suatu karya baik secara tertulis ataupun lisan , apakah karya ini layak atau tidak.

2.2               Pengertian Ringkasan
Ringkasan adalah penyajian karangan atau peristiwa yang panjang dalam bentuk yang singkat dan efektif. Ringkasan adalah sari karangan tanpa hiasan. Ringkasan itu dapat merupakan ringkasan sebuah buku, bab, ataupun artikel. Fungsi sebuah ringkasan adalah memahami atau mengetahui sebuah buku atau karangan. Dengan membuat ringkasan, kita mempelajari cara seseorang menyusun pikirannya dalam gagasan-gagasan yang diatur dari gagasan yang besar menuju gagasan penunjang, melalui ringkasan kita dapat menangkap pokok pikiran dan tujuan penulis.

2.3               Pengertian Timbangan Pustaka
Timbangan Pustaka adalah  tulisan yang menyajikan sejumlah informasi tentang sumber penulisnya seperti pengarang, nama buku, tahun dan diterbitkan.Dalam timbangan pustaka kita mendiskusikan dan menimbang daftar pustaka tersebut agar dapat menentukan layak atau tidaknya daftar pustaka dalam karya tersebut, untuk mendapakat sumber wawasan yang baik dan  benar.


BAB III
PEMBAHASAN

            Pada Makalah ini kita akan membahas tentang apa itu timbangan buku,ringkasan buku , dan timbangan pustaka karena hal ini sangat berguna untuk menentukan buku yang akan kita gunakan dalam kehidupan sehari-hari terutama dalam pembuatan PI dan Skripsi tentunya kita perlu mendapatkan buku yang memiliki kualitas layak untuk menjadi bacaan kita dan mempermudah kita dalam kehidupan sehari-hari.
3.1 Timbangan Buku
            Sebuah timbangan buku itu adalah bentuk kombinasi antara uraian, ringkasan, dan kritik obyektif  terhadap sebuah buku. Timbangan buku itu berguna bagi para pembaca untuk memutuskan apakah ia ingin membaca buku itu, dan akan memperhatikan terbitan-terbitan semacam berikutnya.
            Timbangan sering juga disebut bahasan. Sebuah timbangan itu melampaui batas-batas yang ditentukan untuk abstrak terutama dalam penyajian uraian dan kritik. Pembaca sebuah timbangan buku itu mengharapkan selain ringkasan isi buku juga, dan bahkan mungkin terutama  hanya, penilaiannya terhadap mutu dan faedahnya (kritik).
3.1.1 Bentuk Timbangan Buku
Timbangan buku berisi dasar idea penulisnya dan kebenaran isinya. Timbangan buku dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
1.      Berupa ringkasan : tidak berpihak pribadi, tetapi berdasar fakta dan seluruhnya objektif.
2.      Berupa deskripsi : mengenai buku secara keseluruhan baik bias penulisannya dan metodenya dikemukakan.
3.      Berupa kritik : penilaian tentang cukup tidaknya pengetahuan dalam  bidang yang bersangkutan , acuan pustaka, dan metodologinya.
4.      Berupa apresiasi : apakah pendapat-pendapat pribadi penulis ditunjang oleh pengalaman dan pengetahuan yang ada.
5.      Berupa praduga : berisi prasangka terhadap penulis atau penerbit, sebab seringkali penerbit berambisi mengejar keuntungan atau penulisnya menyatakan pendapat yang mementingkan diri sendiri, atau bermotif komersial.
3.1.2 Persyaratan Bagi Penimbang Buku
Penimbang buku yang baik memenuhi kualifikasi sebagai berikut :
1.      Pengetahuan dalam bidangnya
Jelas bahwa hanya seorang sejarawan yang kompeten (mampu dan berwenang) dan yang pantas menimbang buku bidang sejarah. Itulah sebabnya dewan editor suatu jurnal ilmiah selalu meminta ahli-ahli yang kompeten untuk menimbang buku.
2.      Kemampuan analisis
Tugas penimbang buku itu seperti  pembuat abstrak, menganalisis isi buku atau artikel, menemukan maksud penulisnya, dapat membedakan hal pokok dari hal yang kurang pokok, dan mempertimbangkan sangkut-pautnya.
3.      Pengetahuan dalam acuan yang sebanding
Seorang penimbang buku harus memiliki pengetahuan yang cukup dari bidang lain yang sebanding. Ia harus memiliki tingkat nilai standar ilmu pengetahuan yang relevan agar memenuhi kualifikasi sebagai penimbang buku.


3.1.3 Beda Timbangan Buku dari Diskusi dan Bahasan
Dalam pertemuan ilmiah antara lain : symposium, seminar, dan kadang-kadang juga rapat kerja, sering sekali kepada para peserta disajikan satu atau lebih makalah untuk dibaca.
Sesungguhnya istilah “seminar” itu sendiri berasal dari kata Latin : seminarium, yang  artinya sekumpulan pelajar atau mahasiswa yang secara bersama-sama mengadakan penelitiaan atau belajar bersama-sama di bawah bimbingan. “Simposium” berasal dari kata Latin atau Grik: “symposium”; syn – bersama-sama + posis – minum. Dulu ada kebiasaan, para ilmuwan berkumpul dan mendiskusikan sesuatu topic sambil minum-minum dan mendengarkan music. Baik dalam seminar maupun dama symposium para mahasiswa atau cerdik  pandai itu bertukar gagasan secara bebas. Jadi dalam  seminar atau symposium itu selalu ada “bahasan atau pembahasan” sesuatu subjek tertentu.
Kewajiban pembahas (utama dan umum) di sini sama seperti kewajiban seorang penimbang suatu karangan atau buku, yaitu: meringkaskan, mendeskripsikan agar  apa yang dikemukakan oleh pengarang manjadi lebih jelas, baik idea-idea yang disetujuinya maupun yang tidak. Kemudian pembahas itu, jika perlu,  mengkritiknya tetapi tidak mencela. Bahkan terhadap karangan kesastraan dan kebudayaan seorang pembahas sering menyampaikan apresiasi terhadap  karangan yang dibahasnya. Membahas itu berbeda artinya dan pemakaiannya dari  mendiskusikan. Dalam pengertian menulis karangan ilmiah, yang didiskusikan itu adalah hasil-hasil obeservasi sendiri, baik dari penelitian kepustakaan maupun dari lapangan atau laboratorium. Hasil observasi itu dibandingkan dengan hasil observasi gayut dari peneliti lain. Dalam pengertian penulisan karangan ilmiah yang dibahas itu adalah makalah yang ditulis orang lain. Biasanya pembahas itu  membatasi diri dalam materi karangan yang dibahasnya, tanpa menggunakan acuan.
Perlu diingatkan di sini, bahwa bahasan terhadap suatu karangan itu tidak  dimaksudkan sebagai ‘tandingan’ terhadap karangan tersebut. Bahasan terhadap    sebuah karangan itu lebih berisfat komplimenter atau melengkapi dan memperjelas gagasan-gagasan yang dikemukakan dalam karangan yang dibahas. Sebuah bahasan itu memperjelas gagasan-gagasan yang dikemukakan oleh penulis  karangan. Dibawah ini ditunjukkan secara ringkas beda menimbang dari mendiskusikan dan membahas:
1.      Menimbang
Perlu satu atau lebih sebagai acuan pembanding, yang ditimbang itu
hasil-hasil observasi (karangan) orang lain.
-mendekripsikan, menganalisis, mengklasifikasi.
- mengambil kesimpulan, mungkin sampai menyusun teori.
Mungkin mencetuskan gagasan-gagasan berupa ‘tandingan’ gagasan-gagasan   dalam makalah-makalah yang ditimbang.
2.      Mendiskusikan
Perlu satu atau lebih acuan sebagai pembanding hasil observasinya
sendiri.
-mendeskripsikan, menganalisis, mengklasifikasin, mendefinisikan.
-mengambil kesimpulan, mungkin membuat hipotesis, atau bahkan sampai pada pembentukan teori.
3.      Membahas
Tidak harus menggunakan acuan. Pembahas membatasi diri atau
memusatkan pada makalah yang dibahas.
-memperjelas dan menunjukkan hal-hal yang penting, memberi  komplemen.
-tidak membuat makalah ‘tandingan’
-jika perlu mengkritik, tetapi biasanya member apresiasi, dan tidak mencela.

3. 2 Ringkasan
            Sebuah ringkasan itu, jika disertakan dalam suatu karangan adalah berguna untuk pembaca yang telah membaca seluruh karangan. Sedang abstrak itu adalah untuk  pembaca yang kekurangan waktu untuk membaca seluruh karangan. Oleh  karena itu wajar bila sebuah ringkasan itu ditempatkan setelah badan karangan, sebelum ucapan terima kasih, sedang abstrak ditempatkan sebelum pendahuluan.  Ringkasan itu bukan merupakan ulang-kata abstrak, dan hanya disertakan dalam suatu karangan apabila jurnal menghendaki yang demikian secara khusus di samping abstrak. Karangan yang panjang biasanya memuat abstrak dan ringkasan. Artikel dan karangan pendek lainnya biasanya tidak memuat abstrak tetapi hanya ringkasan, dengan anggapan bahwa pembaca mempunyai cukup waktu untuk membaca karangan yang pendek itu. Meskipun demikian mungkin juga artikel pendek memuat kedua-duanya.
            Sesungguhnya ringkasan itu adalah bagian dari badan karangan, yaitu uraian pokok dari naskah asli. Ringkasan itu berupa kesimpulan rekapitulasi bahan yang dibicarakan dengan memusatkan perhatian pada fenomena-fenomena atau fakta hasil-hasil penelitian yang diperoleh dan kesimpulan-kesimpulannya. Oleh sebab itu ringkasan dari karangan sebuah penelitian itu berupa kalimat-kalimat singkat tentang, hasil-hasil, kesimpulan-kesimpulan, dan menunjuk secara singkat hipotesis-hipotesis baru, dan rencana penelitian yang akan dating.
            Ringkasan itu memuat ringkasan hasil yang berupa fakta dan pernyataan yang dapat disimpulkam dan bersifat informative semata-mata. Hanya jika dipandang perlu ringkasan itu dapat memuat tujuan dan metode secara singkat, tetapi yang bukan metode baku. Material yang bersifat khusus dapat disebutkan secara ringkas pula. Seperti dalam abstrak, dalam ringkasan itu tidak terdapat diskusi atau acuan pustaka. Tidak seperti dalam abstrak, ringkasan boleh memuat acuan daftar, grafik, dan gambar yang ada dalam badan karangan. Hipotesis baru dapat juga dimuat dalam ringkasan.
            Umumnya sebuah ringkasa itu ditulis dalam bahasa ibu (Bahasa Indonesia) yaitu bahasa yang dipakai untuk menulis karangan itu sendiri. Tetapi, kadang-kadang, jurnal meminta agar ringkasan itu di samping ditulis dalam Bahasa Indonesia juga ditulis dalam satu bahasa asing.
            Berlainan dengan abstrak ringkasan itu tidak pernah diterbitkan secra khusus sebagagi sekumpulan ringkasan. Berbeda dari abstrak, ringkasan itu tidak biasa dipakai sebagai acuaan dalam menimbang pustaka, sebab ringkasan itu berupa penyajian kesimpulan-kesimpulan fakta dan ditulis seperti apa adanya.
3.2.1 Panjang Ringkasan
Oleh karena sebuah ringkasan itu mementingkan rekapitulasi hasil-hasil penelitian, maka panjang ringkasan itu tergantung terutama pada tujuan penelitian dan wawasan problemnya. Secara langsung kedua-duanya menentukan jumlah hasil penelitian.
Seperti dalam menulis abstrak, dalam menulis ringkasan kita selalu dihadapkan kepada masalah megimbangkan antara singkat versus mendetail. Yang kita sajikan dalam ringkasan adalah fakta yang benar, secara apa adanya, tanpa diskusi. Dalam menulis ringkasan kita juga mengikuti prinsip ‘subordinasi’ tetapi tidak secara ketat, sebab kita harus mengingat wawasan problemnya. Biasanya, di samping mengikuti prinsip subordinasi, kita mengikuti prinsip ‘mendahulukan yang di depan’ dan disusul dengan gaya gayut.
3.2.2 Langkah-Langkah Membuat Ringkasan
Ringkasan itu hampir selalu ditulis dari komposisi yang kita buat sendiri, atau dari hasil-hasil penelitian kita sendiri yang ada dalam karangan orisinal. Oleh karena penulisan komposisi atau peneliti itu mengenal benar-benar gagasan-gagasan atau fenomenon-fenomenon yang diperoleh, maka kita dapat langsung menulis komposisi ringkasan itu.
Berikut ini adalah petunjuk-petunjuk mengambil langkah-langkah membuat ringkasan:
1.      Telitilah kembali seluruh fenomenon-fenomenon hasil penelitian anda, dan berusahalah meringkaskan hasil-hasil itu berupa rekapitulasi sesuai dengan tujuan penelitian serta disusun sesuai dengan wawasan problem. Kemudian ringkasan pula kesimpulan-kesimpulan yang anda tarik dari hasil-hasil penelitian itu.
Dengan rekapitulasi hasil dan kesimpulan itu anda dapat menulis konsep pertama yang berisi hasil-hasil penelitian dan kesimpulan-kesimpulan yang disusun sesuai dengan proporsinya, dengan memegang prinsip ‘subordinasi’ dan prinsip ‘mendahulukan yang di depan’.
2.      Telitilah kembali, apakah ada hasil penting yang belum sajikan, dan periksalah apakah ada ‘salah tempat’ dalam penulisan hasil itu. Yang dipentingkan dalam tingkatan ini adalah pengelompokkan rekapitulasi hasil penelitian secara tepat dan kaguyatannya dan kemudian masing-masing diikuti dengan kesimpulan.
3.      Langkah terakhir adalah revisi kalimat-kalimat agar bersifat semata-mata informatif. Jika perlu berikut rekapitulasi hasil itu disertai referensi table, grafik, atau gambar yang ada dalam uraian badan karangan.

3.3    Timbangan Pustaka
Semua perpustakaan di seluruh dunia mengumpulkan buku, majalah, dokumen Negara, dan lain-lain material perpustakaan seperti harian, mingguan  umum atau bulanan. Beberapa perpustakaan juga mengumpulkan hasil karya seni lukis. Perpustakaan itu merupakan tempat utama untuk memperoleh ilmu pengetahuan yang didokumentasikan dan merupakan sumber informasi.
Perpustakaan itu berfungsi untuk menyediakan material perpustakaan untuk memperkaya kurikulum dan ilmu, menyediakan bacaan waktu senggang, dan melatih serta menanamkan ‘library habit’ kepada para pembaca dan anggota masyarakat umumnya. Latihan itu meliputi : penggunaan ‘author card’, ‘little card’,  dan ‘subject card’, cara mengisi kartu ‘interlibrary’, ‘loan service’, dan cara mengisi kartu permintaan naskah asli, penggunaan alat silang layan, dan lain-lain fasilitas pelayanan termasuk teknik operasionalnya, penggunaan computer dan sebagainya. Dengan menggunakan sarana computer seseorang dengan mudah dan cepat dapat melacak acuan yang diperlukan dan sekaligus ia mengetahui di mana acuan itu dapat peroleh, juga nama pengarang, tahun penerbitan, nama jurnal, judul karangan, subyeknya, jilid, dan nomor penerbitan.
Standar suatu perpustakaan itu tidak lagi hanya ditentukan secara kuantitatif (jumlah dan macam material) yang biasa berlaku sampai pertengahan abad ini, tetapi ditentukan terutama oleh kualitas pelayanannya. Selain mutu dan lengkapnya sarana pelayanan itu, kualitas pelayanan ditentukan oleh ketrampilan petugas-petugas perpustakaan.
Maksud dan tujuan menimbang pustaka
Yang ditimbang itu ialah pustaka yang gayut (relevan) dan memuat acuan untuk berkonsultasi . Buku ilmu pengetahuan yang memuat biografi biasanya merupakan pustaka yang baik untuk mencai acuan.  Acuan itu tidak terbatas kepada karangan-karangan yang diterbitkan, tetapi juga karangan –karangan yang tidak dipublikasikan termasuk tesis, disertasi, dan skripsi. Tesis, disertasi, dan skripsi itu paling sedikit satu kiponya disimpan dalam perpustakaan dan dapat dibaca oleh umum.
Slogan mengatakan : “Yang paling baik untuk ilmu pengetahuan itu ialah mengetahui di mana dapat memperoleh pengetahuan”. Maksudnya ialah menggunakan perpustakaan. Maksud menimbang pustaka yang relevan ialah menimbang atau menilai hasil-hasil penelitian yang telah dikerjakan oleh orang lain. Menimbang pustaka itu bukan mengutip kesimpulan-kesimpulan atau pernyataan-pernyataan yang dibuat oleh orang lain, tetapi mendiskusikan kesimpulan-kesimpulan atau pernyataan-pernyataan tersebut untuk kemudian dengan kata-katanya sendiri menarik kesimpulan-kesimpulan berdasar hasil penelitian orang lain itu.
Seperti yang pernah dijelaskan terdahulu, karangan yang ilmiah itu member informasi tentang fakta umum yang sifatnya objektif. Oleh penulis karangan yang dipakai sebagai acuan adalah fakta umum yang dibiarkan untuk berbicara sendiri. Dengan demikian penimbang pustaka diberi hak dan harus dapat membuat pernyataan-pernyataan umum berdasar fakta yang didapat dari acuan. Jika penimbang pustaka menemukan kekeliruan-kekeliruan dalam diskusi atau kesimpulan-kesimpulan dalam acuan yang dipakai, atau menemukan pertentangan-pertentangan pernyataan atau kesimpulan, ia harus mengemukakan hal itu secara jujur, mendiskusikannya kembali dan menarik kesimpulan-kesimpulan sendiri.
Dalam menimbang pustaka seseorang penimbang harus bersifat kritis, kuat dalam memegang suatu titik pandangan, sehingga hasil timbangannya menunjukkan keteguhan pendirian dan konsistensi dalam pemikiran. Tujuan menimbang pustaka sekarang menjadi jalas, ialah : meringkaskan hasil penelitian orang lain, meyakinkan dirinya sendiri akan kesimpulan-kesimpulan yang akan ditarik atau pernyataan-pernyataan umum yang akan dibuat.
3.3.1 Guna Menimbang Pustaka
Hasil timbangan pustaka paling sedikit mempunyai 2 macam kegunaan :
1.      Setelah penimbang pustaka memperoleh keyakinan akan kesimpulan-kesimpulan yang ditarik, maka dengan mudah ia akan dapat menemukan problem yang perlu dicari jawabannya. Hal ini berguna dalam perencanaan pelaksanaan penelitian, yaitu merumuskan hipotesis kerja.
2.      Setelah penimbang pustaka dapat menarik kesimpulan dari hasil-hasil penelitian yang gayut, ia dapat menggunakan kesimpulan-kesimpulan itu untuk mendiskusikan hasil-hasil penelitiannya sendiri. Setelah membandingkan fenomenon-fenomenon hasi penelitian orang lain dengan fenomenon-fenomenon hasil penelitiannya sendiri, maka penimbang pustaka (dalam hal ini seorang peneliti) dapat menarik kesimpulan-kesimpulan dan membuat pernyataan-pernyataan yang kemudian dapat diangkat menuju ke kebesaran sebagai teori.
3.3.2 Jalan Menemukan Terbitan Informasi
Kemampuan menemukan secara tepat dan cepat suatu terbitan adalah “skill” yang penting bagi seorang professional. Jika anda mencari buku maka sumber informasinya adalah katu katalog atau buku katalog. Untuk majalah ilmiah sumber informasinya ialah indeks periodical, contoh : Indeks Pertanian, Indeks Sains dan Teknologi, dan sebagainya. Untuk abstrak maka sumber informasinya ialah terbitan abstrak, contoh : Abstract of Bacterilogy”, (1917-1925), “Biological Abstracts” (1926-     ), “Engineering Abstracts” (1900-     ).
Perkembangan akhir-akhir ini menunjukkan bahwa bibliografi itu begitu besar jumlahnya sehingga para professional condong untuk memperoleh informasi tentang bibliografi apa yang dapat diperoleh dalam bidang perhatiannya Untuk memenuhi keinginan itu diterbitkanlah bibliografi dari bibliografi.
Seringkali organisasi-organisasi pemerintah dan swasta menerbitkan laporan-laporan ilmiah untuk umum, atau dinas, atau organisasi sejenis. Terbitan itu dapat pula dipakai sebagai sumber informasi. Perlu diingatkan di sini, bahwa tidak semua laporan yang dibuat oleh organisasi swasta dan badan pemerintahan itu ‘dapat digunakan’ sebagai sumber informasi. Hanya laporan yang memuat data yang dikumpulkan dan diolah secara ilmiah, akurat, dan lengkap yang pantas dipakai sebagai sumber informasi. Ensiklopedia mungkin menyediakan informasi umum tentang sesuatu subjek, dan perlu dibaca agar memperoleh pengertian yang lebih besar ketika membaca buku ilmu pengetahuan. Namun, perlu diingat pula bahwa tidak semua pernyataan yang terdapat dalam ensiklopedia itu dibuat berdasarkan fakta umum. 
3.3.3 Isi dan Sifat Timbangan Pustaka
Timbangan pustaka itu tidak berupa alih bahasa atau kutipan, tetapi berupa saduran yang berisi pernyataan-pernyataan umum dengan gaya bahasa dan cara penuturan penimbang pustaka. Hanya dalam kondisi tertentu timbangan pustaka itu boleh berisi beberapa kutipan atau terjemahan. Idea-idea penting dikupas secara objektif , kritis, dan dicari sangkut-pautnya dengan teori-teori yang pernah dikemukakan oleh penulis-penulis sebelumnya. Jadi tinjauan pustaka itu berisi hasil diskusi dari fakta yang diperoleh dari orang lain. Cara penuturannya tidak emotif, tidak persuasive, tidak ambisius, dan kritik-kritiknya didukung oleh fakta yang diperoleh oleh orang lain, baik yang telah diterbitkan maupun yang belum.
Langkah-langkah dalam menimbang pustaka :
1.      Langkah pertama : seperti yang tersirat dalam slogan “ Yang paling baik untuk ilmu pengetahuan itu adalah mengetahui di mana dapat memperoleh pengetahuan “, maka langkah yang pertama-pertama dikerjakan dalam menimbang pustaka adalah mencari dan nengumpulkan pustaka yang gayut. Kemampuan untuk menemukan pustaka itu adalah suatu keterampilan tersendiri, dan dapat dimiliki oleh seseorang melalui latihan-latihan di perpustakaan. Pustaka yang telah terkumpul itu, baik yang berupa material fotokopi makalah atau catatan tentang acuan yang lengkap dan ringkasan atau abstraknya, kemudian diseleksi dan diklasifikasi sesuai dengan topic makalahnya. Dari setiap pustaka yang terkumpul lalu dicari gagasan-gagasan yang dikemukakan oleh penulisnya, dalam hal ini untuk makalah orisinal, atau yang dikutip oleh penulis lain, dalam hal ini untuk timbangan pustaka dan diskusi dalam makalah orisinal. Pernyataan maksud dan wawancara serta tujuan gagasan-gagasan diteliti dan dicatat secara singkat dalam kartu tersendiri. Dianjurkan agar satu kartu yang berukuran 12x20 cm dipakai untuk satu makalah. Setelah itu fenomenom-fenomenon hasil penelitian dalam acuan diringkaskan dan dicatat dalam kartu tersebut. Pencarian dan pengumpulan pustaka itu merupakan sebuah proses berlanjut dan tidak pernah berhenti.
2.      Langkah kedua : mengupas gagasan-gagasan, maksud dan wawasannya secara obyektif, kritis. Teori-teori, kesimpulan-kesimpulan dan pernyataan-pernyataan yang pernah dikemukakan oleh orang lain dibandingkan dan dikaji-silang serta ditimbang dengan teliti dan masak. Fenomenon-fenomenon hasil penelitian dari suatu acuan dibandigkan dengan fenomenon-fenomenon hasil pernelitian dari acuan lain. Kemudian didiskusikan secara mendalam dan teliti. Dari diskusi itu lalu ditarik kesimpulan-kesimpulan dan dibuat pernyataan-pernayataan.
3.      Langkah ketiga : menulis ringkasan diskusi dan hasil diskusi itu dengan cara penuturan dan gaya bahasa sendiri, yang sifatnya tidak dikuasai oleh emosi, tidak  ada ajakan atau permintaan, tidak bernada demi untuk kepentingan-kepentingan penimbang pustaka. Jika perlu penimbang pustaka itu dapat memuat kritik-krtitik yang didukung oleh fakta obyektif yang diperoleh dari acuan.
Nilai ilmiah suatu timbangan pustaka itu ditentukan oleh jumalah acuan yang gayu, luasnya wawasan problem yang dikemukakan, tahun terbitan acuan, dan kemampuan-kemampuan penimbang sendiri dalam melaksanakan kangkah-langkah tersebut di atas.
Waktu yang diperlukan untuk menyelesikan sebuah timbangan pustaka suatu topic mungkin beberapa bulan sampai beberapa tahun. Timbangan pustaka itu mungkin merupakan suatu karangan yang tinggi nilai dan sifat ilmiahnya (contoh : “Literature Review”), dan dapat diterbitkan dalam suatu berkala ilmiah tersendiri, contoh :  “Advances in Parasitology”.


BAB IV
PENUTUP


4.1              Kesimpulan
Dari materi yang sudah dijabarkan di atas, kami dapat menyimpulkan bahwa :
1.      Timbangan buku sangat penting sebagai suatu cara agar pembaca dapat  mempertimbangkan layak atau tidaknya sebuah buku untuk dibaca.
2.      Timbangan pustaka berguna untuk menentukan apakah pustaka dari karya tersebut layak atau tidak untuk dijadikan sumber informasi.
3.      Timbangan buku, ringkasan, dan timbangan pustaka merupakan komposisi yang penting dalam penulisan karangan ilmiah karena merupakan komponen untuk mempermudah proses dan penulisan karangan ilmiah.

4.2              Saran
Saran dari kami adalah agar pembaca lebih  bisa untuk menimbang suatu buku karena itu sangat berpengaruh terhadap ketertarikan orang lain untuk membaca suatu buku karena dapat menentukan layak atau tidaknya buku itu untuk dibaca karena dapat mencerdaskan generasi-generasi muda bangsa dengan cara membaca buku-buku baik pelajaran atau sekedar pengetahuan.


DAFTAR PUSTAKA


Brotowidjoyo, Mukayat D. 2002. Penulisan Karangan Ilmiah. Jakarta:
Akademika Pressindo.

Keraf, Gorys. 2001. Komposisi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Sarwono, Jonathan. 2010. Pintar Menulis Karangan Ilmiah. Jakarta:      CV Andi Offset.

Warsidi, Edi. 2012. Resensi Buku Apa dan Bagaimana Tekniknya. Jakarta:
CV Mitra Utama.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar